Mohon tunggu...
Suci Rohmawati
Suci Rohmawati Mohon Tunggu... Guru - Profesi Sebagai Tenaga Pengajar

Saya memiliki hobi yang tidak menetap karena hobi saya yaitu melakukan hal positif yang baik salah satunya menulis cerpen, puisi, membaca, berenang, mengaji dan masih banyak lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Selembar Kertas Sebait Kalimat

10 Juni 2023   22:24 Diperbarui: 10 Juni 2023   22:32 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Iya nak, selamat tidur jangan lupa berdo'a", Jawab ibu.

"Iya Bu, wassalamua'laikum", Jawab aku dengan ucapan salam.

"Wa'alaikumussalam", Sahut ibu sambil merebahkan tubuhnya ke tempat tidur.

Seperti tidak bisa membalikkan telapak tangan, tidak dengan mudah aku bisa sampai detik ini, dari perjalanan panjang yang tidak bisa ku ceritakan secara detailnya, aku sangat bersyukur bisa di terima di salah satu Universitas Negeri di Yogyakarta dengan masuk Fakultas Kedokteran. Sebanarnya hal ini juga yang selalu membuat ku menjadi sedih karena dibalik semua ini ada begitu banyak perjuangan kedua orang tua ku yang amat luar biasa baik itu berupa materi maupun do'a yang tiada hentinya. Inilah yang menjadi pikiran ku saat ini.

Tibalah dimana saat sidang skripsi dilaksanakan, semua mahasiswa kedokteran mendapatkan jadwal sidang sesuai ketentuan pihakm kampus dan dengan sangat terkejut aku mendapatkan jadwal sidang di hari pertama. Harus punya banyak waktu untuk belajar memahami inti dari isi skripsi yang saya tulis.

Malamnya di depan meja belajar, dengan perasaan senang, sedih dan juga kecewa serta iringan seduhan isakan air mata ku robek selembar kertas, ku ambil pulpen, ku tuliskan sebait kalimat untuk bapak dan ibu.

 "Bapak, Ibu maafkan anakmu yang selalu menyusahkan, aku anakmu selalu butuh dan akan butuh nasehat mu, aku akan selalu merepotkan mu, jangan pernah bosan mendengarkan keluh kesah ku anakmu karena sampai menikah dan berumah tangga pun aku juga masih merepotkan mu entah itu menitipkan anak ataupun curhatan menjadi seorang ibu dan isteri. Untuk bapak dan ibu, aku tidak akan bisa sampai pada titik ini, titik dimana saat aku di wisuda nanti, pengorbanan dan perjuanganmu mu yang tiada henti akan terganti dengan tergapainya cita-cita ku saat ini. Namun ini bukan akhir ibu, bapak, tapi ini adalah awal aku untuk memulai kehidupan yang sesungguhnya, terimakasih bapak, ibu. Salam rindu Izza Shoffia anakmu".

Keesokan harinya di depan ruang sidang aku duduk dan menanti giliran, sebelum berangkat ku sempatkan melipir ke kantor pos untuk mengirim surat kepada orang tua ku.

Saat tiga dosen penyidang skripsi memanggil nama ku dan mempersilahkan saya untuk memasuki ruangan akhirnya sayapun melangkah kedalam.

"Assalamua'laiku", Ucap aku sambil membuka pintu yang sebelumnya mengetok pintu dulu dan dipersilahkan masuk.

"Wa'alaikumussalam", jawab para dosen penyidang skripsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun