Mohon tunggu...
Suci RamadaniTambuku
Suci RamadaniTambuku Mohon Tunggu... Jurnalis - yo

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Alauddin Makassar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Beda Negara, Beda Budaya

30 Desember 2020   21:22 Diperbarui: 30 Desember 2020   21:34 1035
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama   : Suci Ramadani Tambuku

Nim     : 50700118017

Kelas   : Ilmu Komunikasi A/V

Matkul : Penulisan Kreatif

Tugas Essai

Beda Negara, Beda Budaya

            Setiap Negara memiliki bahasa, budaya dan ciri khas yang berbeda-beda. Jangankan berbeda Negara, berbeda daerah atau suku dalam suatu Negara saja pasti memiliki budaya atau ciri khas yang berbeda-beda. Identitas dijadikan tanda pengenal, memiliki makna pada budaya yang diciptakan oleh masyarakat tersebut. Sebuah identitas sebagai karakter khusus yang melekat pada setiap kebudayaan, sehingga bisa dibedakan antara satu kebudayaan dengan kebudayaan lainnya. 

Setiap Negara mempunyai budaya yang pastinya berbeda dengan indonesia maka dari itu jika ingin berkunjung ke suatu Negara baiknya mengetahui budaya-budaya Negara lain agar tidak kaget dan mengalami culture shock. Contohnya dalam budaya kebiasaan sehari-hari. Masyarakat Indonesia terkenal dengan keramahan dan kesopanannya tetapi apakah hal ini berlaku universal atau semua orang menganggapnya baik? Tentu saja tidak.

            Keragaman suatu budaya merupakaan suatu keniscayaan yang pada awalnya terjadi secara alamiah(nature) yang kemudian berubah secara pembudayaan (nurture). Ahli antropologi, sosiologi dan budaya menyatakan bahwa awalnya manusia hidup berkelompok pada suatu daerah tertentu (enclave) yang berbeda dengan kelompok manusia yang lain. kondisi grafis yang mengharuskan mereka hidup berkelompok sesuai dengan sekitarnya menghasilkan suatu budaya atau bahasa yang berbeda-beda. Selain kondisi grafis, factor genetika dan biologis juga berperan penting dalam hal ini. Boas (1911) dalam Duranti (1997) menyatakan bahwa kelompong orang tertentu yang memiliki hubungan darah akan memiliki budaya tertentu yang berbeda dengan budaya kelompok orang yang lain.

            Perbedaan tersebut membuat mereka memiliki pandangan tentang suatu hal yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari segi agama, nilai, seni, tradis, mata pencaharian dan tata karma. Seperti dalam segi bahasa, lahirlah bahasa Inggris, Jepang, Spanyol, Arab, China, Korea, German dan masih banyak lagi. Atau dalam  budaya Indonesia dikenal dengan keramahannya contohnya dalam berpapasan atau melihat seseorang selalu tersenyum senyum dianggap sebagian dari ibadah tapi itu di Indonesia lain halnya di Rusia dan Polandia yang menganggap orang tersenyum mengalami gangguan jiwa atau mempunyai niat jahat pada dirinya. 

Orang jepang yang lebih nyaman menunduk ketika menghormati orang lain dan juga tidak memberikan tip pada seseorang karena dianggap merendakan diri orang tersebut sedangkan orang Indonesia lebih nyaman dengan berjabat tangan dan lebih senang berbagi dengan orang lain. tradisi makan orang cina dan Indonesia juga sangat berbeda, jika di Indonesia kita harus menghabiskan makanan yang diberikan sebagai tanda bahwa kita menikmatinya lain halnya di China, kita harus menyisakan makanan kita jika tidak maka orang yang memberi merasa bahwa makanan yang diberikan tidak cukup untuk megisi perut tamunya. Orang Arab Saudi menganggap orang yang menyilangkan kaki dianggap tidak sopan. 

Orang inggris suka bermain golf ketika hujan. Orang Norwegia yang sangat sensitive dengan bunyi klakson karena dianggap sesuatu yang sangat genting. Orang Prancis yang mengusap piring bersihnya dengan sepotong roti.

            Dari segi pendidikan pun juga cukup berbeda. Jika orang Indonesia telah menetapkan seragam sekolah mulai dari taman kanak-kanak sampai menengah atas. Lain halnya dengan Negara lain seperti amerika yang membiarkan muridnya berpakaian bebas dan sesukanya selama itu tidak melanggar peraturan sekolah. 

Pelajaran religi seperti agama juga berbeda. Sebagai Negara yang menjunjung sila pertama "ketuhanan yang maha esa" pendidikan Indonesia mewajibkan muridnya mengikuti pelajaran tersebut sesuai agama yang dianut. Lain halnya Negara lain seperti Amerika dan Kores Selatan yang menganggap agama sebagai hak privasi dan tidak disebarluaskan.

            Dari hasil penelitian Jiang (2000) menyatakan bahwa budaya China memliki perbedaan dengan budaya Inggris dalam hal ini mendeskripsikan hal tentang makanan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa orang Inggris mebagi waktu makan dengan Breakfast, lunch dan diner. Sedangkan untuk orang China mereka tidak memberi batasan waktu untuk makan mereka hanya mendeskripsikan makanan sesuai namanya seperti noodle, pie, rice, meat. 

            Perbedaan perbedaan tersebut harus diperhatikan apalagi jika kita berkunjung di Negara tersebut jangan sampai terjadi kesalapahaman. Contohnya seperti Orang Indonesia sedang berbicara atau menjelaskan sesuatu akan didengarkan sampai selesai berbicara karena jika disanggah atau menimpali dianggap tidak sopan atau ingin pembicaraan itu berhenti. Lain halnya dengan di Jepang, orang Jepang harus menimpali pembicaraan seseorang seperti hai/ee e. hal itu dianggap bahwa orang tersebut paham atas pembicaraan tersebut. 

Dan apabila orang tersebut hanya diam maka orang tersebut dianggap tidak memperhatikan dan tidak memahami apa yang disampaikan. Saat orang Indonesia dan orang Jepang berkomunikasi, apabila salah satu pihak tidak ada yang memahami terhadap budaya yang berbeda dan cenderung berlawanan ini, maka rawan sekali terjadi kesalahpahaman.

            Oleh karena itu perbedaan-perbedaan diatas tradisi atau budaya yang dianggap baik dan sopan belum tentu dianggap baik dengan budaya atau tradisi di Negara lain. begitupun sebaliknya tradisi atau budaya yang dianggap tidak baik atau aneh bisa jadi merupakan budaya yang sangat sensitive bagi Negara lain. Jangan sampai kita mengalami culture shock dan dianggap buruk atau aneh di Negara orang lain

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun