Mohon tunggu...
Udin Suchaini
Udin Suchaini Mohon Tunggu... Penulis - #BelajarDariDesa

Praktisi Statistik Bidang Pembangunan Desa

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Pragmatisme Bahasa Ibu

21 Februari 2019   08:19 Diperbarui: 21 Februari 2019   08:55 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Grafis Hari Bahasa Ibu Internasional. (Sumber: kemendikbud.go.id)

PBB telah menyadari kondisi ini, dan menetapkan 21 Februari sebagai hari bahasa ibu. Menjadi pengingat kita dalam bertutur menjaga bahasa daerah yang rentan kepunahan. Karena, merawat bahasa daerah lebih sulit dari sekedar melakukan perekaman. Perekaman bahasa bisa sangat terbatas saat penuturnya sulit ditemui.

Dokumen strategi kebudayaan pun dihasilkan dalam Kongres Kebudayaan Indonesia 2018 di Kantor Kemdikbud, Jakarta (9/12/2018). Negara tak lagi melihat kebudayaan sebagai sesuatu yang dapat di formalisasi. UU No. 5/2017 tentang Pemajuan Kebudayaan mengamanatkan forum ini, serta Perpres No. 65/2018 tentang Tata Cara Penyusunan Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah dan Strategi Kebudayaan. Hasilnya, dalam dokumen tersebut tercatat 2.886 bahasa di seluruh wilayah Indonesia.

Persoalannya, melemahnya kesadaran untuk merawat dan mengajarkan ke keturunan  bahasa daerah andil dalam kepunahan bahasa daerah meskipun di tempat asal. Mengembalikan bahasa daerah sebagai bahasa ibu, bukanlah perkara mudah. Terlebih, berkembangnya teknologi informasi dan komunitas yang kian beragam, mengesampingkan bahasa daerah yang semakin inferior untuk berkomunikasi. 

Sadar atau tidak, kita telah menasionalisasi bahasa ibu dengan Bahasa Indonesia.

Sadar atau tidak, kita telah menasionalisasi bahasa ibu dengan Bahasa Indonesia. Mengajari anak-anak berbahasa daerah atau bahasa nasional memang suatu pilihan. Namun, diri sendirilah yang mampu menjadi benteng generasi penerus penutur bahasa daerah sebelum ingatan melemah seiring bertambahnya umur dan keadaan. Menghindari keterlantaran di tengah hiruk pikuk modernitas dan keberagaman. Selamat hari bahasa ibu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun