Mohon tunggu...
sucahyo adiswasono@PTS_team
sucahyo adiswasono@PTS_team Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hanya Seorang Bakul Es, Pegiat Komunitas Penegak Tatanan Seimbang. Call Center: 0856 172 7474

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Janji Politik

10 Oktober 2024   00:34 Diperbarui: 10 Oktober 2024   04:44 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ucapan yang dinyatakan untuk bersedia dengan kesanggupannya dalam berbuat, itulah janji. Dan, tentunya harus ditepati. Begitulah prinsip esensi sebuah janji. Apakah janji kepada diri sendiri, kepada orang lain, bahkan janji kepada Tuhan Sang Penguasa kehidupan.

Lantas, bagaimana dengan perihal janji politik? Disepakati, adalah janji yang dibuat oleh para kandidat pemilihan jabatan tertentu di ranah politik. Sementara, politik itu merupakan pengetahuan tentang ketatanegaraan atau kenegaraan. Misal, tentang sistem pemerintahan, dasar pemerintahan, dan bla bla bla ...

Karenanya, janji politik pada fakta realitanya acapkali tak seindah dengan apa yang telah dijanji-politikkan oleh yang bersangkutan, oleh kontestan. Sampai-sampai menyeruaklah sinisme hingga sarkasme yang dinyanyikan oleh mereka yang dikecewakan dari sebuah janji politik, yakni "Tinggi gunung seribu janji, janji-janji tinggal janji, bulan madu hanyalah mimpi ..."

Ada pula yang berceloteh bertalian dengan soal politik demikian, "Politik dengan segala janjinya, laksana pertandingan tebak-tebakan. Dimana rakyat harus menebak siapa yang akan mengecewakan mereka kali ini ..."

Saat berkampanye, terekam oleh publik janji politik dari salah seorang kontestan, "Saya janji akan menepati janji karena pernah berjanji dan belum pernah menepati janji. 

Maka pilihlah saya lagi yang kembali membuat janji saya akan tepai janji. Jika janji saya tidak ditepai, saya akan berjanji membuat janji lagi meski harus berujung pada janji tinggal janji ..."

Tempik sorak pun bergemuruh, tepuk tangan bertubi-tubi  tiada henti dari massa publik yang mendengarnya, sebuah pernyataan janji politik.

Dan, di lain pihak ada yang bergumam, "Terkadang, janji adalah kebohongan yang termanis. Tak terkecuali pada janji politik!"

Ach, politik ... Dari dulu ya begitu-begitu saja. Namun, mengapa masih banyak yang menggeluti, menanggapi, dan beraharap akan janji-janji yang ditawarkannya?

Kawan ...
Manusia bijak itu selalu menepati janji
Dan, manusia yang paling bijak adalah yang berhati-hati sebelum berjanji
Masihkah larut dan terbuai oleh janji-janji politik?

Silakan saja!
Karena, tiada paksaan dalam memilih dan bersikap ...

*****

Kota Malang, Oktober di hari kesepuluh, Dua Ribu Dua Puluh Empat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun