Ucapan yang dinyatakan untuk bersedia dengan kesanggupannya dalam berbuat, itulah janji. Dan, tentunya harus ditepati. Begitulah prinsip esensi sebuah janji. Apakah janji kepada diri sendiri, kepada orang lain, bahkan janji kepada Tuhan Sang Penguasa kehidupan.
Lantas, bagaimana dengan perihal janji politik? Disepakati, adalah janji yang dibuat oleh para kandidat pemilihan jabatan tertentu di ranah politik. Sementara, politik itu merupakan pengetahuan tentang ketatanegaraan atau kenegaraan. Misal, tentang sistem pemerintahan, dasar pemerintahan, dan bla bla bla ...
Karenanya, janji politik pada fakta realitanya acapkali tak seindah dengan apa yang telah dijanji-politikkan oleh yang bersangkutan, oleh kontestan. Sampai-sampai menyeruaklah sinisme hingga sarkasme yang dinyanyikan oleh mereka yang dikecewakan dari sebuah janji politik, yakni "Tinggi gunung seribu janji, janji-janji tinggal janji, bulan madu hanyalah mimpi ..."
Ada pula yang berceloteh bertalian dengan soal politik demikian, "Politik dengan segala janjinya, laksana pertandingan tebak-tebakan. Dimana rakyat harus menebak siapa yang akan mengecewakan mereka kali ini ..."
Saat berkampanye, terekam oleh publik janji politik dari salah seorang kontestan, "Saya janji akan menepati janji karena pernah berjanji dan belum pernah menepati janji.Â
Maka pilihlah saya lagi yang kembali membuat janji saya akan tepai janji. Jika janji saya tidak ditepai, saya akan berjanji membuat janji lagi meski harus berujung pada janji tinggal janji ..."
Tempik sorak pun bergemuruh, tepuk tangan bertubi-tubi  tiada henti dari massa publik yang mendengarnya, sebuah pernyataan janji politik.
Dan, di lain pihak ada yang bergumam, "Terkadang, janji adalah kebohongan yang termanis. Tak terkecuali pada janji politik!"
Ach, politik ... Dari dulu ya begitu-begitu saja. Namun, mengapa masih banyak yang menggeluti, menanggapi, dan beraharap akan janji-janji yang ditawarkannya?
Kawan ...
Manusia bijak itu selalu menepati janji
Dan, manusia yang paling bijak adalah yang berhati-hati sebelum berjanji
Masihkah larut dan terbuai oleh janji-janji politik?
Silakan saja!
Karena, tiada paksaan dalam memilih dan bersikap ...
*****
Kota Malang, Oktober di hari kesepuluh, Dua Ribu Dua Puluh Empat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H