Mohon tunggu...
sucahyo adiswasono@PTS_team
sucahyo adiswasono@PTS_team Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hanya Seorang Bakul Es, Pegiat Komunitas Penegak Tatanan Seimbang. Call Center: 0856 172 7474

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pola Makan dan Pola Hidup Sehat

22 Juli 2024   19:12 Diperbarui: 31 Juli 2024   20:27 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar: pixabay.com

Suatu cara atau usaha dalam pengaturan dan jenis makanan dengan informasi gambaran yang meliputi mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit, itulah yang disebut sebagai Pola Makan.

Sedangkan yang disebut sebagai Pola Hidup adalah berupa kebiasaan aktivitas sehari-hari seseorang dalam menjalankan hidupnya, yang memperhatikan segala aspek keadaan kesehatan, mulai dari makanan, minuman, serta nutrisi yang dikonsumsi dan sikap perilaku seseorang sehari-hari.

Adapun kata sehat merupakan kondisi yang baik bagi seluruh badan beserta bagian-bagiannya yang terbebas dari sakit. Kata lain yang setara dengan sehat, adalah waras.

Dengan demikian, maka pemahaman yag seharusnya terhadap serangkaian kata Pola Makan dan Pola Hidup Sehat adalah upaya yang dilakukan oleh seseorang dalam hal mengatur cara makan dan konsumsi makanan yang berhubungan dua arah dengan cara hidupnya, yakni bagaimana sebisanya mencapai kondisi yang serba baik luar dan dalam, atau kondisi ideal dan harmonis.

Adakah relevansi yang erat antara pola makan dan pola hidup agar benar-benar disebut sehat bagi seseorang yang selanjutnya bagi keluarga, masyarakat ataupun bangsa?

Pola Makan dan Pola Hidup Timpang

Menjaga pola makan yang sehat bergizi dan seimbang sangatlah penting guna menjaga sistem daya tahan tubuh agar tidak lemah dan menjadi sakit. Sebab, saat seseorang didera oleh sakit atau berpenyakit, maka jangan diharapkan bisa produktif ideal dari apa yang dijalankan di aktivitas hidupnya sehari-hari, yakni kinerja maupun etos kerjanya. Inilah kaitannya dengan pandangan dan sikap hidup seseorang.

Hasil studi penelitian ilmiah menunjukkan bahwa sikap manusia itu tergambar dari pola makannya (The psychology of Eating, Huffpost.com, 2022). Sedangkan fakta realita dewasa ini yang mengindikasikan bahwa pola kehidupan manusia yang sudah timpang (rusak) including dengan pola makannya pula, kiranya dapat diperbaiki dengan cara memulai memperbaiki pola makan agar tercapai suatu kehidupan yang sehat dalam prinsip keseimbangan dan universal.

Terdapat beberapa faktor yang mengganggu atau merusak pola makan manusia pada umumnya, yakni sebagai berikut:

  • Faktor luar
  • Faktor dalam

Faktor luar, terdiri dari sebab oleh tradisi dan sebab oleh kemajuan. Tradisi yang dimaksudkan adalah penetapan makanan pokok dan lainnya yang pada ujungnya berakhir menjadi wujud pembiasaan. Dan, oleh sebab kemajuan adalah karena betapa konsep kapitalisme yang lebih cenderung menawarkan produk makanan yang serba instan dan menarik.

Faktor dalam, adalah akibat dari nafsu atau keinginan yang tidak terkendali dan terkontrol. 

Dengan demikian maka pola makan yang rusak, selanjutnya akan merusak sistem keseimbangan tubuh yang telah di rancang bangun oleh Sang Pencipta dalam prinsip-prinsip keseimbangan berteknologi maha canggih dan sempurna. Oleh karenanya, apabila terjadi fisik yang lemah atau tidak sehat, dapat dipastikan bakal mempengaruhi tatanan kehidupan di segala aspek hidup manusia.

Dampak ketergantungan yang tinggi terhadap makanan pokok tertentu dapat berakibat pada rentannya rawan pangan, rawan sosial maupun politik, dan yang pasti adalah merusak kesehatan karena komposisi makanan yang tidak seimbang.

Pertimbangan manusia dalam hal penetapan makanan pokok umumnya disebabkan oleh adanya penggeneralisiran terhadap makanan yang dihasilkan dari alam, bumi tempat berpijak manusia, yakni sebagai berikut:

  • Komoditi yang mudah dibudidayakan
  • Komoditi yang mudah disimpan dan diawetkan dalam waktu yang lama
  • Rasa yang diterima oleh lidah.

Padahal, Tuhan Semesta Alam memerintahkan manusia untuk memakan sesuatu yang halal dan baik dengan porsi serta komposisi yang berimbang sesuai dengan kebutuhan. 

Tersebut di dalam Al-Qur'an, Al-Baqarah 2:168, yakni demikian:

"Wahai manusia! Makanlah dari makanan yang halal dan baik yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh setan itu musuh yang nyata bagimu."

Pun demikan halnya di dalam Al-Qur'an, Al-A'raf 7:31, sebagai berikut:

"Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap memasuki masjid, makan dan minumlah, tetapi janganlah berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebihan."

Tersebut di dalam Alkitab Perjanjian Lama, Ulangan 14:3, sebagai berikut:

"Janganlah engkau memakan sesuatu yang merupakan kekejian."

Jadi, Tuhan telah mengajarkan kepada manusia seumumnya tentang aktivitas atau praktik memvariasikan pangan (difersivikasi pangan) manusia sebagaimana yang tersebut di dalam kitab suci yang menyatakan bahwa tidak mengenal istilah makanan pokok ataupun lauk pauk. Ini berarti bahwa senyampang makanan bagi manusia yang secara prinsip adalah halal dan baik, maka kesemuanya dapat dijadikan sebagai makanan pokok atau lauk pauk, dan tidak terpaku pada satu jenis makanan tertentu.

Makanan yang tersebut di dalam kitab suci adalah sebagai berikut:

  • Daging (ternak dan ikan)
  • Buah-buahan 
  • Biji-bijian
  • Sayur-sayuran, 

yang pada prinsipnya adalah semua makanan yang halal dan baik menurut Tuhan Semesta Alam. Jadi, semua makanan yang tersebut di atas bisa dijadikan makanan pokok atau lauk pauk. Misal, daging bisa sebagai makanan pokok atau lauk-pauk, begitu pula buah-buahan, biji-bijian dan sayur-mayur bisa sebagai makanan pokok atau lauk pauk. 

Di negeri ini, justifikasi terhadap beras (nasi) sebagai makanan pokok yang berakibat pada ketergantungan masyarakat kita terhadap beras, adalah fakta realita betapa bangsa kita sangat tidak mengindahkan terhadap diversifikasi pangan yang telah diajarkan oleh Tuhan Sang Maha Pencipta yang sungguh nyata universal adanya.

Dalam hal pangan, sejarah telah membuktikan bahwa pada zaman dahulu, yang dikenal dengan masa berburu dan mengumpulkan makanan (food gathering people) di masa purba, sumber kalori terbesar bagi asupan manusia dalam mendapatkan energi tubuh agar eksis di kelangsungan hidupnya (survive) adalah daging yang dikarenakan mudah didapat dengan cara berternak atau berburu.

Pola Makan dan Pola Hidup Sehat-Seimbang

Pola makan dan pola hidup sehat-seimbang, simpelnya adalah pola makan dan pola hidup ideal yang sejalan dengan ketentuan Tuhan Semesta Alam guna mencapai hidup sehat dan seimbang yang dimulai dari bagaimana menjalankan pola makan sehat-seimbang yang bermuara pada pola hidup yang sehat dan seimbang. 

Bila masing-masing pribadi telah mengaktualisasikan pola makan dan pola hidudp sehat-seimbang, bukan tidak mungkin akan terwujud pula keluarga sehat-seimbang, masyarakat sehat-seimbang, dan bangsa yang sehat-seimbang, fisik, mentalitas (dari alam pikirannya) sesuai dengan maunya Tuhan Yang Universal.

Pilihan hidup berpulang kepada diri manusia masing-masing. Mau hidup timpang ataukah hidup sehat-seimbang menurut ketentuan Tuhan, menurut hukum Tuhan yang dikenal juga sebagai hukum alam, sunnatullah, yakni rancangan dan kepastian Tuhan Semesta Alam yang universal bagi umat manusia ciptaan-Nya? Silakan, dan tiada paksaan dalam hal pilihan hidup.

Semoga!

*****

Kota Malang, Juli di hari kedua puluh dua, Dua Ribu Dua Puluh Empat.    

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun