Faktor dalam, adalah akibat dari nafsu atau keinginan yang tidak terkendali dan terkontrol.Â
Dengan demikian maka pola makan yang rusak, selanjutnya akan merusak sistem keseimbangan tubuh yang telah di rancang bangun oleh Sang Pencipta dalam prinsip-prinsip keseimbangan berteknologi maha canggih dan sempurna. Oleh karenanya, apabila terjadi fisik yang lemah atau tidak sehat, dapat dipastikan bakal mempengaruhi tatanan kehidupan di segala aspek hidup manusia.
Dampak ketergantungan yang tinggi terhadap makanan pokok tertentu dapat berakibat pada rentannya rawan pangan, rawan sosial maupun politik, dan yang pasti adalah merusak kesehatan karena komposisi makanan yang tidak seimbang.
Pertimbangan manusia dalam hal penetapan makanan pokok umumnya disebabkan oleh adanya penggeneralisiran terhadap makanan yang dihasilkan dari alam, bumi tempat berpijak manusia, yakni sebagai berikut:
- Komoditi yang mudah dibudidayakan
- Komoditi yang mudah disimpan dan diawetkan dalam waktu yang lama
- Rasa yang diterima oleh lidah.
Padahal, Tuhan Semesta Alam memerintahkan manusia untuk memakan sesuatu yang halal dan baik dengan porsi serta komposisi yang berimbang sesuai dengan kebutuhan.Â
Tersebut di dalam Al-Qur'an, Al-Baqarah 2:168, yakni demikian:
"Wahai manusia! Makanlah dari makanan yang halal dan baik yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh setan itu musuh yang nyata bagimu."
Pun demikan halnya di dalam Al-Qur'an, Al-A'raf 7:31, sebagai berikut:
"Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap memasuki masjid, makan dan minumlah, tetapi janganlah berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebihan."
Tersebut di dalam Alkitab Perjanjian Lama, Ulangan 14:3, sebagai berikut:
"Janganlah engkau memakan sesuatu yang merupakan kekejian."