Mohon tunggu...
Subulu salam
Subulu salam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional - Universitas Islam Indonesia

Ibadah, Menulis, Bercerita, Foto

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pendakian Sindoro via Alang-Alang Sewu

5 Februari 2023   01:21 Diperbarui: 8 Februari 2023   17:58 4256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
@sahhh.id - kabut tebal membatasi kontak mata

Perencanaan perjalanan

Niat ingin mendaki ketika libur datang sudah terpatri di pikiran jauh-jauh sebelum liburan. Aktivitas mendaki gunung mulai aku sukai ketika pertama kali mencoba pendakian di Gunung Slamet, seperti halnya kandungan nikotin pada rokok, mendaki gunung dapat menyebabkan kecanduan, hati-hati. 

Mencoba mendaki Sindoro dengan segala persiapan dan perencanaan, mempersiapkan dan mencoba cari tahu apa saja persyaratan pendakian di mulai dari h-3 sebelum keberangkatan. kali ini pendakian dibersamai lima orang termasuk aku, yaitu Mas Sahid, Daffa, Rizky, dan Sipa. 

Berangkat bersama dari Kota Jogja, dengan beberapa via/jalur yang dapat dilalui kami memilih via Alang-Alang Sewu, dipilih karena beberapa pertimbangan termasuk juga view yang didapat, kemudahan menuju basecamp, persyaratan, harga, dan  karena salah satu kawan, rizky sudah mendaki Sindoro dua kali, ingin remidial tapi melewati jalur yang berbeda, maka Alang-Alang Sewu adalah pilihan yang tepat jika ingin mendaki Sindoro.

2 jam 17 menit estimasi waktu perjalanan yang terlihat dari google, start dari Kaliurang sampai BC Alang-Alang Sewu, berangkat menggunakan 3 motor saat waktu menunjukkan pukul 8, hujan pun sempat menemani ketika sesaat lagi sampai, sambil sarapan dan jamak makan siang memutuskan untuk berhenti makan bakso dan mie ayam. Jam 12 kami sampai di BC,  registrasi dan packing ulang sebelum memulai tracking, memulai pendakian. 

Patok dan Pos

Setelah sholat, setengah satu siang kami memulai tracking, keluar dari BC sebelum menuju pos 1, melewat pemukiman penduduk dan area vegetasi, estimasi BC sampai batas vegetasi memerlukan waktu 1-1,5 jam melalui jalan kaki, sebenarnya bisa memangkas waktu sampai estimasi 20 menit dengan hanya menyewa ojek, dengan membayar 25 rb kaki tidak perlu capek dan pegal-pegal, tapi karena kita lebih memilih capek dan pegal-pegal kita lebih memilih jalan kaki, karena juga sehat selain gratis. 

Dari batas vegetasi seperti yang dijelaskan saat registrasi kita akan menjumpai sebanyak 20 patok dan 4 pos, penanda setelah keluar dari batas vegetasi, atau masuk area pegunungan. Menuju pos 1 kita melewati 4 patok, dengan estimasi 1 jam, dan salah satu istimewa dari Alang-Alang Sewu adalah mata airnya, sebagai peringan carrier. 

Terdapat dua mata air, salah satunya mata air dua bidadari terletak pada patok 7 yang mana sudah tersedia kran dan pada jalur, satu lagi memerlukan usaha mlipir dengan estimasi PP 30 menit. Antara pos 1 hingga pos 2 jalur mulai tertutup sinar matahari karena rindangnya pepohonan, kira-kira juga sama memerlukan waktu 1-1,5 jam perjalanan untuk sampai di pos 2. 

Setelah lanjut di pos 2 menuju pos 3, perjalanan cukup menguras tenaga, sesuai dengan nama yaitu jalur PASIDI (penyesalan diri), jalur dipenuhi tanjakan, bebatuan dan pohon tumbang, saat musim hujan Sindoro cukup kuat angin yang berhembus sampai dapat beberapa pohon terlihat roboh, cukup berhati-hati saat mendaki ketika musim hujan. 

Pada pos 2 dan pos 3 adalah area camp yang dapat dipilih untuk mendirikan tenda, selain itu menurutku tidak ada tempat yang pas atau landai dan aman untuk berdirinya tenda, jadi kalau bisa sebelum terlihat akan turunnya hujan juga perlu cepat-cepat meneduh di pos 2 atau pos 3, untuk amannya. estimasi waktu juga sama yaitu 1-1,5 jam. Saat di pos 3 kami memutuskan untuk mendirikan tenda dan tempat terakhir untuk melakukan summit menuju puncak, sampai di pos 3 waktu menunjukkan maghrib. Sholat, makan, dan bercanda ria sebelum besok pagi menuju puncak.

Dinginnya kamu tak sedingin Sindoro

Pada malam hari Sindoro antara udara, awan dan suhu bekerja sama untuk membentuk badai hujan ringan, haha. Tenda jika dilihat dari dalam selalu berbunyi dan bergerak, dalam hati senantiasa berdoa untuk diberikan keselamatan. Persiapan mendaki memang adalah hal yang paling utama, untuk mencegah hal-hal buruk terjadi seperti hipotermia (kedinginan), kalau bisa jangan mendaki sebelum semua perlengkapan siap dan ada, bisa sewa atau membeli, fly sheet atau tenda double layer dan sleeping bag merupakan alat wajib untuk dibawa ke Sindoro jika ingin bermalam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun