Di bawah langit yang sama, terhampar mimpi-mimpi bercahaya. Namun, bagi sebagian, mimpi itu seperti bintang-bintang yang terlalu tinggi, sulit dijangkau oleh tangan kecil yang merintih mencari dukungan. Mereka berjuang untuk meraih bintang-bintang itu, tetapi jalan mereka terhalang oleh dinding-dinding krisis finansial.
Setiap hari, ketika matahari terbit, para pendidik penuh semangat menyambut mentari baru. Mereka mengajar dengan hati penuh cinta, berharap dapat membentuk cakrawala ilmu pengetahuan di benak para anak didiknya. Namun, dalam dada yang hampa, cemas merayap tak terelakkan.
Tak ada cukup buku, tak cukup alat, tak cukup sarana untuk mengejar potensi gemilang anak-anak itu. Ruang belajar yang penuh harap ternyata terpangkas oleh angka-angka tak berpihak. Kursi-kursi kosong tanpa penghuni, lembar-lembar kertas putih tanpa coretan.
Begitu banyak bakat terabaikan, begitu banyak cita-cita yang sirna. Mereka adalah permata berharga yang tertutup dalam keterbatasan pembiayaan. Lalu, bisikan hati para guru menguatkan tekad untuk mencari jalan keluar. Mereka berjuang melawan badai ketidakadilan, mencari peluang tersembunyi, berusaha menemukan sinar harapan di tengah kegelapan.
Namun, ada secercah sinar cahaya yang bersinar di antara kegelapan itu. Keberanian dan keteguhan mereka menjadi obor yang menyinari jalan. Mereka bertahan, mereka mencari solusi, dan bersama-sama mereka menggapai bintang-bintang yang dahulu begitu jauh.
Harapan tak pernah pudar meski hambatannya berat. Anak-anak itu punya hak untuk mengecap ilmu pengetahuan, mendapatkan pendidikan yang layak, dan menggapai impian mereka. Mari kita dengar seruan mereka, dengarkan jeritan hati mereka yang haus akan pengetahuan.
Bersama, mari kita jadi pahlawan bagi mereka, menyediakan pintu-pintu ilmu yang terbuka lebar. Melalui perjuangan kita, satu demi satu, mari kita ringankan beban keterbatasan pembiayaan pendidikan dan biarkan output harapan itu berkembang subur di setiap sudut negeri ini. Hanya dengan cinta dan dukungan kita, mereka akan terbang bebas dan menerangi masa depan yang gemilang.*
Secercah harapan datang dari Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2016 tentang Komite Sekolah. Selain itu dalam Peraturan Gubernur Lampung Nomor 61 Tahun 2020 tentang Peran Serta Masyarakat dalam Pendanaan Pendidikan pada Satuan Pendidikan Menengah Negeri Lampung. Keinganan untuk memberikan layanan yang tebaik disela-sela katerbatasan kami untuk memperjuangkan impian anak-anak kami.
Sesi Curhat
Sesi curhat ini persempit dalam pendidikan SMK, Mengapa SMK?
Ada beberapa ciri yang tidak dimiliki oleh lembaga pendidikan yang lain (SMA atau PT)
Pola pendidikan SMK lebih spesifik per kompetensi individu, memang benar di jenjang SMA dan PT ada mapel atau makul yang berlabelkan Praktikum, Di jenjang SMK, semua mapel atau apa itu istilah spesifiknya akan berujung pada praktek yang menunjukan kemampuan per individu. Jika kita runtut pola pembelajaran, Mulai jenjang Play group, TK, Guru lebih intens memberikan ketrampilan hidup dari mulai pembiasaan aktitas anak sehari hari sampai pada aktivitas hubungan antar individu, kemudian pada jenjang SD, SMP bahkan SMA, pola pembelajan di kelas bersifat klasikal yang dimana guru dan murid berada satu kelas dengan metode pembelajaran yang bersifat klasikal juga.