Mohon tunggu...
Subi Sudarto
Subi Sudarto Mohon Tunggu... Administrasi - Koordinator Pendidikan Kesetaraan

Alumni Pascasarjana universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Merdeka Belajar Menjadi Ruh Platform seTARA Daring

19 Februari 2021   16:24 Diperbarui: 19 Februari 2021   16:27 804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Merdeka Belajar Dalam Semangat Inovasi dan Kolaborasi Melalui seTARA Daring

Oleh : Dr. Subi Sudarto

Koordinator Fungsi Pendidikan Kesetaraan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Perubahan merupakan sebuah keniscayaan. Perubahan adalah hal yang sulit dan penuh dengan ketidaknyamanan. Satu hal yang pasti, seluruh pemangku kepentingan pendidikan harus berjuang untuk kemerdekaan belajar di Indonesia. Namun, perubahan tidak dapat dimulai dari atas. Semuanya berawal dan berakhir dari guru. Jangan menunggu aba-aba, jangan menunggu perintah. Ambil langkah pertama.

Besok, di manapun Anda berada, lakukan perubahan kecil di kelas Anda.

Ajaklah kelas berdiskusi, bukan hanya mendengar.

Berikan kesempatan kepada murid untuk mengajar di kelas.

Cetuskan proyek bakti sosial yang melibatkan seluruh kelas.

Temukan suatu bakat dalam diri murid yang kurang percaya diri.

Tawarkan bantuan kepada guru yang sedang mengalami kesulitan.

Apa pun perubahan kecil itu, jika setiap guru melakukannya secara serentak, kapal besar bernama Indonesia ini pasti akan bergerak. Guru Indonesia yang tercinta, tugas Anda adalah yang termulia sekaligus yang tersulit. Anda ditugasi untuk membentuk masa depan bangsa, tetapi lebih sering diberi aturan dibandingkan dengan pertolongan. Anda ingin membantu murid yang mengalami ketertinggalan di kelas, tetapi waktu Anda habis untuk mengerjakan tugas administratif tanpa manfaat yang jelas.

Anda tahu betul bahwa potensi anak tidak dapat diukur dari hasil ujian, tetapi terpaksa mengejar angka karena didesak berbagai pemangku kepentingan. Anda ingin mengajak murid keluar kelas untuk belajar dari dunia sekitarnya, tetapi kurikulum yang begitu padat menutup pintu petualangan. Anda frustasi karena Anda tahu bahwa di dunia nyata kemampuan berkarya dan berkolaborasi akan menentukan kesuksesan anak, bukan kemampuan menghafal. Anda tahu bahwa setiap anak memiliki kebutuhan berbeda, tetapi keseragaman telah mengalahkan keberagaman sebagai prinsip dasar birokrasi. Anda ingin setiap murid terinspirasi, tetapi Anda tidak diberi kepercayaan untuk berinovasi.

Pidato mas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim diatas saat peringatan Hari Guru Nasional seperti petir disiang bolong yang menyambar kesadaran seluruh insan pendidikan, ternyata ada yang keliru selama ini dalam sistem pendidikan kita. Konten video yang disiarkan di Youtube chanel Kemdikbud RI serta teks yang dimuat di situs kementerian menjadi viral.

Mendukung kebutuhan Tutor untuk melakukan inovasi pembelajaran, Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus (Dit PMPK) telah membuat platform pembelajaran bertajuk seTARA Daring (dalam jaringan). Seluruh pemangku kepentingan pendidikan pun mengapresiasi program Pembelajaran berbasis TIK (PembaTIK) seTARA Daring yang dinilai tidak hanya mensinergikan teknologi informasi dalam pembelajaran namun juga terus bersemangat mengembangkan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Program Pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (PembaTIK) khususnya seTARA Daring merupakan inisiatif Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus (Dit PMPK) Kemendikbud telah menjadi wadah bersama untuk terus berinovasi dalam belajar dan mengajar di era milenial. Kehadiran seTARA Daring membuat banyak Tutor meningkatkan kemampuan mengimplementasikan modul yang tersedia ke dalam proses pembelajaran, terutama di masa pandemi COVID-19. Merdeka Belajar yang menjadi ruh platform seTARA Daring semakin hadir ditengah program pendidikan kesetaraan.

Situasi saat ini memaksa kita supaya lebih lebih keras dan lebih cerdas sehingga pembelajaran dapat berlangsung. Oleh karena itu, kompetensi Tutor dalam penguasaan teknologi menjadi krusial. Tutor adalah bibit penggerak pendidikan. Melalui platform seTARA Daring diharapkan peserta didik dan pendidik dapat berinisiatif dan memiliki semangat tinggi untuk meningkatkan kompetensinya menghadapi tuntutan zaman. Tantangan di masa depan bukan berarti akan lebih mudah. Semangat gotong royong yang semakin mantap di masa pandemi ini, bisa kita teruskan agar kita lebih siap beradaptasi, siap melakukan tindakan. Tidak lagi menunggu perubahan itu terjadi, karena perubahan sejatinya telah dan akan terus terjadi.

Profil Pembelajar Pancasila di Kesetaraan

Sebanyak 453 modul pembelajaran yang disajikan di seTARA Daring yang dapat diakses melalui smart phone berbasis Android atau IOS tidak saja menyajikan pembelajaran yang menunjang ilmu pengetahuan dan keterampilan hidup peserta didik program kesetaraan. Lebih dari itu, profil Pelajar Pancasila dibentuk serta dibangun. Profil Pelajar Pancasila sesuai Visi dan Misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana tertuang dalam dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024:

Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

Pada tahun 2020 lalu lewat seTARA Daring, Direktorat PMPK bekerja keras untuk memastikan peningkatan kualitas pembelajaran tetap berjalan sekaligus memastikan bahwa segala kebutuhan di masa krisis pandemi Covid-19 tetap terpenuhi. Prinsip dasar semua terobosan Merdeka Belajar adalah apa yang terbaik bagi para peserta didik dan Tutor.

Sepanjang tahun 2020 Kemdikbud menghadirkan terobosan Merdeka Belajar episode pertama hingga episode keenam. Pada Merdeka Belajar episode pertama, Kemendikbud menetapkan empat program pokok kebijakan pendidikan di antaranya menghapus Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), mengganti Ujian Nasional (UN), penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan mengatur kembali Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Empat program pokok kebijakan pendidikan tersebut akan menjadi arah pembelajaran kedepan yang fokus pada arahan Bapak Presiden dan Wakil Presiden dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Pada masa pandemi Covid-19, pemerintah melakukan sejumlah terobosan yang dilakukan secara cepat dan masif. Pandemi bukan penghalang bagi kita untuk terus melakukan terobosan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa Untuk itu, prioritas Merdeka Belajar 2021 akan berfokus pada delapan prioritas. Pertama, pembiayaan pendidikan di antaranya Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah dengan target 1,095 juta mahasiswa, KIP Sekolah dengan target 17,9 juta siswa, layanan khusus pendidikan masyarakat dan kebencanaan dengan target 42.896 sekolah, tunjangan profesi guru dengan target 363 ribu guru, dan pembinaan Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN), dan bantuan pemerintah kepada 13 SILN dan 2.236 lembaga.

Fokus selanjutnya pada Merdeka Belajar 2021 adalah program digitalisasi sekolah dan medium pembelajaran melalui empat sistem penguatan platform digital, delapan layanan terpadu Kemendikbud, kehumasan dan media, 345 model bahan ajar dan model media pendidikan digital, serta penyediaan sarana pendidikan bagi 16.844 sekolah. Prioritas selanjutnya adalah pembinaan peserta didik, prestasi, talenta, dan penguatan karakter. Prioritas ini akan diciptakan melalui tiga layanan pendampingan advokasi dan sosialisasi penguatan karakter, pembinaan peserta didik oleh 345 pemerintah daerah, serta peningkatan prestasi dan manajemen talenta kepada 13.505 pelajar.

Selanjutnya, pada 2021 Kemendikbud menargetkan akan melakukan pendidikan kepada 19.624 guru penggerak, sertifikasi terhadap 10.000 guru dan tenaga kependidikan, rekrutmen guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) oleh 548 pemerintah daerah, serta penjaminan mutu,sekolah penggerak, danorganisasi penggerak kepada 20.438 orang guru.

Sebagai prioritas berikutnya, dalam peningkatan kurikulum dan asesmen nasional Kemendikbud akan melakukan pelatihan kurikulum baru kepada 62.948 guru dan tenaga kependidikan, pendampingan dan sosialisasi implementasi kurikulum dan asesmen di 428.957 sekolah, mengembangkan 4.515 model kurikulum dan perbukuan, dan akreditasi dan standar nasional pendidikan di 94.912 lembaga.

Pembangunan SDM

Sejumlah target yang hendak dicapai itu merupakan ikhtiar guna meningkatkan kualitas SDM yang siap berkompetisi di tengah globalisasi dan inovasi teknologi yang tanpa henti. Dengan pembangunan SDM yang berpadanan dengan kemajuan iptek dan perkembangan dunia global, Indonesia akan siap menyongsong cita-cita kemerdekaan sebagai bangsa berkarakter dan cerdas, yang mampu bersaing dan bahkan berdiri sama tinggi dengan bangsa-bangsa maju lainnya di dunia.

Pembangunan SDM yang menjadi kewenangan Kemendikbud akan memperhitungkan tren global terkait kemajuan pesat teknologi, pergeseran sosio-kultural, perubahan lingkungan hidup, dan perbedaan dunia kerja masa depan dalam bidang pendidikan pada setiap tingkatan dan bidang kebudayaan. Pertama, kemajuan teknologi yang mendorong Revolusi Industri 4.0 bersama dengan terobosan-terobosan yang menyertainya mempengaruhi segala sektor kehidupan. Di seluruh dunia dan disegala industri, diterapkan otomatisasi, kecerdasan buatan, big data, 3D printing dan lain sebagainya. Keterhubungan antar manusia juga semakin meningkat, difasilitasi oleh teknologi, seperti konektivitas 5G yang memungkinkan munculnya kendaraan otonom (autonomous vehicle), dan delivery drone.

Kedua, secara sosio-kultural, terjadi pergeseran demografi dan profil sosioekonomi populasi dunia. Semakin banyak orang yang harapan hidupnya lebih panjang dan oleh karenanya dapat bekerja semakin lama. Negara-negara berkembang akan mengalami peningkatan migrasi, urbanisasi, keragaman budaya, dan jumlah kelas menengah. Tenaga kerja akan memiliki fleksibilitas dan mobilitas yang semakin tinggi, sehingga mengaburkan batasan antara pekerjaan dan kehidupan sehari-hari. Konsumen akan semakin peduli akan persoalan etika, privasi, dan kesehatan.

Ketiga, pada bidang lingkungan hidup, kebutuhan akan energi dan air akan terus naik, sedangkan sumber daya alam akan menipis dalam 20 (dua puluh) tahun ke depan. Penggunaan energi alternatif atau energi bersih akan eningkat untuk melawan dampak dari perubahan iklim dan polusi. Upaya yang dikerahkan untuk mempertahankan keberlanjutan lingkungan hidup dan mengatasi berbagai permasalahan lingkungan juga akan semakin besar.

Keempat, dunia kerja masa depan akan sangat berbeda dari keadaan sekarang. Ketiga perubahan besar yang telah disebutkan sebelumnya membentuk dunia kerja yang berbeda dalam hal struktur, teknologi, dan konsep aktualisasi diri. Struktur pekerjaan akan semakin bersifat fleksibel, tak mengenal batas geografis dan tak terikat akan mengakibatkan pekerja tidak akan terikat pada satu institusi saja sepanjang kariernya. Pekerja lepas dan sementara (freelance dan temporary) akan bertumbuh pesat. Pekerja dari berbagai usia dapat bekerja bersama karena harapan hidup makin panjang, sehingga menuntut penghargaan atas keragaman latar belakang. Teknologi mempermudah pekerjaan sehari-hari, namun juga menuntut penguasaan keterampilan dan pengetahuan baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun