Mohon tunggu...
Subi Sudarto
Subi Sudarto Mohon Tunggu... Administrasi - Koordinator Pendidikan Kesetaraan

Alumni Pascasarjana universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Merdeka Belajar Menjadi Ruh Platform seTARA Daring

19 Februari 2021   16:24 Diperbarui: 19 Februari 2021   16:27 804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Anda tahu betul bahwa potensi anak tidak dapat diukur dari hasil ujian, tetapi terpaksa mengejar angka karena didesak berbagai pemangku kepentingan. Anda ingin mengajak murid keluar kelas untuk belajar dari dunia sekitarnya, tetapi kurikulum yang begitu padat menutup pintu petualangan. Anda frustasi karena Anda tahu bahwa di dunia nyata kemampuan berkarya dan berkolaborasi akan menentukan kesuksesan anak, bukan kemampuan menghafal. Anda tahu bahwa setiap anak memiliki kebutuhan berbeda, tetapi keseragaman telah mengalahkan keberagaman sebagai prinsip dasar birokrasi. Anda ingin setiap murid terinspirasi, tetapi Anda tidak diberi kepercayaan untuk berinovasi.

Pidato mas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim diatas saat peringatan Hari Guru Nasional seperti petir disiang bolong yang menyambar kesadaran seluruh insan pendidikan, ternyata ada yang keliru selama ini dalam sistem pendidikan kita. Konten video yang disiarkan di Youtube chanel Kemdikbud RI serta teks yang dimuat di situs kementerian menjadi viral.

Mendukung kebutuhan Tutor untuk melakukan inovasi pembelajaran, Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus (Dit PMPK) telah membuat platform pembelajaran bertajuk seTARA Daring (dalam jaringan). Seluruh pemangku kepentingan pendidikan pun mengapresiasi program Pembelajaran berbasis TIK (PembaTIK) seTARA Daring yang dinilai tidak hanya mensinergikan teknologi informasi dalam pembelajaran namun juga terus bersemangat mengembangkan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Program Pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (PembaTIK) khususnya seTARA Daring merupakan inisiatif Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus (Dit PMPK) Kemendikbud telah menjadi wadah bersama untuk terus berinovasi dalam belajar dan mengajar di era milenial. Kehadiran seTARA Daring membuat banyak Tutor meningkatkan kemampuan mengimplementasikan modul yang tersedia ke dalam proses pembelajaran, terutama di masa pandemi COVID-19. Merdeka Belajar yang menjadi ruh platform seTARA Daring semakin hadir ditengah program pendidikan kesetaraan.

Situasi saat ini memaksa kita supaya lebih lebih keras dan lebih cerdas sehingga pembelajaran dapat berlangsung. Oleh karena itu, kompetensi Tutor dalam penguasaan teknologi menjadi krusial. Tutor adalah bibit penggerak pendidikan. Melalui platform seTARA Daring diharapkan peserta didik dan pendidik dapat berinisiatif dan memiliki semangat tinggi untuk meningkatkan kompetensinya menghadapi tuntutan zaman. Tantangan di masa depan bukan berarti akan lebih mudah. Semangat gotong royong yang semakin mantap di masa pandemi ini, bisa kita teruskan agar kita lebih siap beradaptasi, siap melakukan tindakan. Tidak lagi menunggu perubahan itu terjadi, karena perubahan sejatinya telah dan akan terus terjadi.

Profil Pembelajar Pancasila di Kesetaraan

Sebanyak 453 modul pembelajaran yang disajikan di seTARA Daring yang dapat diakses melalui smart phone berbasis Android atau IOS tidak saja menyajikan pembelajaran yang menunjang ilmu pengetahuan dan keterampilan hidup peserta didik program kesetaraan. Lebih dari itu, profil Pelajar Pancasila dibentuk serta dibangun. Profil Pelajar Pancasila sesuai Visi dan Misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana tertuang dalam dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024:

Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

Pada tahun 2020 lalu lewat seTARA Daring, Direktorat PMPK bekerja keras untuk memastikan peningkatan kualitas pembelajaran tetap berjalan sekaligus memastikan bahwa segala kebutuhan di masa krisis pandemi Covid-19 tetap terpenuhi. Prinsip dasar semua terobosan Merdeka Belajar adalah apa yang terbaik bagi para peserta didik dan Tutor.

Sepanjang tahun 2020 Kemdikbud menghadirkan terobosan Merdeka Belajar episode pertama hingga episode keenam. Pada Merdeka Belajar episode pertama, Kemendikbud menetapkan empat program pokok kebijakan pendidikan di antaranya menghapus Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), mengganti Ujian Nasional (UN), penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan mengatur kembali Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Empat program pokok kebijakan pendidikan tersebut akan menjadi arah pembelajaran kedepan yang fokus pada arahan Bapak Presiden dan Wakil Presiden dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Pada masa pandemi Covid-19, pemerintah melakukan sejumlah terobosan yang dilakukan secara cepat dan masif. Pandemi bukan penghalang bagi kita untuk terus melakukan terobosan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa Untuk itu, prioritas Merdeka Belajar 2021 akan berfokus pada delapan prioritas. Pertama, pembiayaan pendidikan di antaranya Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah dengan target 1,095 juta mahasiswa, KIP Sekolah dengan target 17,9 juta siswa, layanan khusus pendidikan masyarakat dan kebencanaan dengan target 42.896 sekolah, tunjangan profesi guru dengan target 363 ribu guru, dan pembinaan Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN), dan bantuan pemerintah kepada 13 SILN dan 2.236 lembaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun