Apakah ini berarti kita harus meninggalkan dogma sepenuhnya? Tidak selalu. Dogma agama memiliki perannya sendiri dalam memberikan panduan moral dan spiritual. Namun, kita perlu menyadari batasannya. Dogma tidak boleh menjadi penghalang bagi kita untuk berpikir kritis dan menerima perubahan.
Memilih jalan tengah berarti menggunakan dogma sebagai panduan, tetapi tetap membuka diri pada pengetahuan baru. Jalan tengah ini memungkinkan kita untuk melihat dunia secara lebih utuh, memahami bahwa ada nilai dalam setiap perspektif. Dengan menggabungkan nilai-nilai spiritual dari agama dan kebebasan berpikir dari ilmu pengetahuan, kita bisa menciptakan hidup yang lebih seimbang.
Berbeda dengan dogma yang sering kali memaksa kita untuk menerima tanpa bertanya, ilmu pengetahuan mendorong kita untuk mencari tahu lebih dalam. Misalnya, dalam menghadapi masalah lingkungan, ilmu pengetahuan memberikan berbagai solusi inovatif, dari energi terbarukan hingga teknologi daur ulang. Solusi ini lahir dari keberanian untuk bertanya dan mencoba, bukan dari ketakutan untuk salah.
Dengan ilmu pengetahuan, hidup menjadi penuh kemungkinan. Kita diajak untuk melihat dunia dari berbagai perspektif, untuk terus belajar, dan untuk tidak takut salah. Inilah yang membuat ilmu pengetahuan menjadi kekuatan yang tak tertandingi.
Dunia terus berubah, dan kita harus berubah bersamanya. Berpegang erat pada dogma yang kaku hanya akan membuat kita tertinggal. Sebaliknya, dengan ilmu pengetahuan, kita bisa melihat dunia ini sebagai tempat yang penuh peluang.
Perubahan memang menantang, tetapi ia juga membawa harapan. Dengan membuka diri pada ilmu pengetahuan, kita tidak hanya menemukan jawaban, tetapi juga keberanian untuk terus bertanya. Dan dalam perjalanan ini, kita belajar bahwa hidup adalah tentang terus tumbuh, terus belajar, dan terus melangkah maju.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H