Mohon tunggu...
Subarkah
Subarkah Mohon Tunggu... Buruh - Freelance

Suka nulis, suka nonton film, suka baca

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Vasektomi Langkah Pria menuju Kesetaraan Reproduksi

22 September 2024   07:18 Diperbarui: 22 September 2024   07:26 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah kita bertanya, seberapa sering tanggung jawab untuk mencegah kehamilan jatuh pada perempuan? Atau adakah pria yang mengal langmbikah berani untuk mengambil peran lebih besar dalam urusan kontrasepsi? Salah satu metode yang mungkin belum banyak dikenal di masyarakat adalah vasektomi---sebuah langkah besar yang kerap dianggap tabu.

Bayangkan sebuah perbincangan sederhana antara suami dan istri mengenai kontrasepsi. Setelah bertahun-tahun mengonsumsi pil atau menggunakan alat kontrasepsi lainnya, sang istri merasa lelah dengan efek samping yang harus ia tanggung. Kemudian, suami berkata, "Bagaimana kalau kali ini aku yang menanggungnya?"

Di sinilah vasektomi mulai menjadi pilihan. Vasektomi adalah metode kontrasepsi permanen yang dilakukan pada pria melalui pemotongan saluran yang membawa sperma, sehingga mencegah kehamilan. Metode ini sangat efektif, dengan tingkat keberhasilan mendekati 100%. Bahkan, banyak yang menyebutnya sebagai salah satu bentuk kontrasepsi paling andal yang tersedia saat ini.

Bagi sebagian pria, memilih vasektomi bukan hanya soal kepraktisan, tetapi juga sebagai bentuk kesadaran untuk mengambil alih sebagian dari beban yang sebelumnya selalu dipikul oleh pasangan. Langkah ini dapat dilihat sebagai bagian dari tanggung jawab bersama dalam menjaga keseimbangan peran dalam hubungan.

Selama ini, kontrasepsi seringkali menjadi urusan perempuan. Dari pil KB, suntik, hingga IUD, beban tanggung jawab untuk mencegah kehamilan cenderung jatuh di tangan perempuan. Vasektomi muncul sebagai opsi bagi pria yang ingin turut berperan lebih aktif dalam mencegah kehamilan, memberikan kesempatan bagi pasangan untuk terbebas dari tanggung jawab tersebut.

Tingkat keberhasilan vasektomi yang hampir mencapai 100% merupakan jaminan kuat akan keandalannya. Ini adalah solusi permanen tanpa perlu khawatir tentang efek samping yang sering dialami oleh pengguna kontrasepsi hormonal. Setelah menjalani vasektomi, pasangan tidak lagi perlu mengingat pil setiap hari atau berhadapan dengan ketidaknyamanan akibat alat kontrasepsi lain.

Namun, meskipun vasektomi sangat efektif dan aman, mengapa masih banyak pria yang enggan meliriknya? Pertanyaan ini membawa kita pada pentingnya kesadaran bersama mengenai kesetaraan peran dalam hubungan, terutama dalam hal kesehatan reproduksi.

Kesetaraan dalam hubungan bukan hanya tentang berbagi tugas rumah tangga atau pekerjaan di luar rumah, tetapi juga mencakup tanggung jawab dalam hal kesehatan reproduksi. Vasektomi adalah langkah nyata yang menunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki kedudukan sejajar dalam hal ini. Bagi pria, mengambil keputusan untuk menjalani vasektomi adalah bentuk komitmen terhadap hubungan yang lebih setara.

Dalam banyak kasus, perempuan selama bertahun-tahun harus menanggung beban fisik dan emosional terkait penggunaan kontrasepsi. Dari risiko kesehatan hingga perubahan hormon yang sering kali memengaruhi kualitas hidup mereka. Dengan memilih vasektomi, seorang pria bisa memberikan kontribusi nyata dalam mengurangi beban tersebut, sambil tetap memastikan keluarga terencana secara efektif.

Di sinilah vasektomi bisa menjadi simbol penting kesetaraan. Ketika seorang pria mengambil langkah ini, ia tidak hanya menunjukkan rasa tanggung jawab terhadap dirinya sendiri, tetapi juga terhadap pasangannya. Ini adalah bukti nyata bahwa dalam urusan kesehatan reproduksi, suami dan istri bisa berbagi beban dan tanggung jawab dengan cara yang adil.

Pengalaman pria yang memilih vasektomi bervariasi, tetapi umumnya didorong oleh kebutuhan untuk memberikan dukungan lebih kepada pasangan mereka. Salah satu alasan umum yang sering disebutkan adalah: "Kami tidak ingin anak lagi." Namun, ada juga pria yang memilih vasektomi karena pasangannya tidak lagi bisa menggunakan kontrasepsi hormonal akibat efek samping yang tak terhindarkan. Di sinilah vasektomi menjadi solusi permanen yang nyaman.

Prosedur vasektomi itu sendiri relatif sederhana. Hanya memerlukan anestesi lokal dan waktu pemulihan yang singkat. Setelah prosedur, banyak pria melaporkan ketidaknyamanan ringan yang hilang dalam beberapa hari. Hal terpenting adalah bahwa vasektomi tidak memengaruhi dorongan atau performa seksual, yang sering menjadi kekhawatiran utama bagi pria yang mempertimbangkan prosedur ini.

Rasa lega yang muncul setelah menjalani vasektomi sering kali menjadi pengalaman paling signifikan bagi para pria. "Saya merasa lebih tenang," ungkap beberapa di antara mereka. Setelah vasektomi, mereka tidak perlu lagi khawatir tentang kehamilan yang tidak diinginkan. Lebih dari itu, mereka merasa telah berkontribusi dalam mendukung kesehatan pasangan dengan cara yang bermakna.

Meskipun vasektomi sangat efektif dan memberikan banyak manfaat, prosedur ini masih jarang dipilih oleh pria. Salah satu penyebab utama adalah kurangnya informasi yang akurat mengenai vasektomi. Banyak pria belum sepenuhnya memahami seberapa aman dan praktis prosedur ini. Beberapa bahkan masih percaya pada mitos bahwa vasektomi dapat memengaruhi performa seksual atau "kejantanan" mereka.

Padahal, vasektomi tidak berdampak pada libido atau kemampuan seksual pria. Vasektomi hanya memotong saluran yang membawa sperma tanpa mengubah produksi hormon atau gairah seksual. Namun, stigma dan mitos yang salah ini membuat banyak pria ragu untuk mempertimbangkan vasektomi sebagai pilihan kontrasepsi.

Ketakutan yang salah ini mencerminkan betapa pentingnya edukasi dan komunikasi yang lebih terbuka tentang vasektomi. Jika lebih banyak pria dan pasangan memahami bahwa vasektomi adalah pilihan yang aman dan tidak memengaruhi kesehatan seksual, mungkin lebih banyak pria yang akan mempertimbangkannya.

Vasektomi mungkin bukan pilihan untuk semua pria, namun bagi mereka yang siap berbagi tanggung jawab kontrasepsi dengan pasangannya, vasektomi adalah langkah yang masuk akal. Dalam masyarakat yang sedang berkembang menuju kesetaraan reproduksi, vasektomi adalah simbol dari perubahan peran laki-laki dalam hubungan.

Keputusan untuk menjalani vasektomi perlu diambil secara sadar, dengan pertimbangan matang antara suami dan istri. Komunikasi yang jujur mengenai pilihan ini dapat memperkuat hubungan dan menunjukkan komitmen terhadap kesehatan serta kesejahteraan pasangan.

Pada akhirnya, vasektomi adalah tentang tanggung jawab bersama. Setiap pria yang mempertimbangkan vasektomi harus melihatnya sebagai bagian dari perjalanan mereka dalam hubungan yang seimbang dan penuh penghargaan terhadap peran satu sama lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun