Mohon tunggu...
Subarkah
Subarkah Mohon Tunggu... Buruh - Freelance

Suka nulis, suka nonton film, suka baca

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Mengatasi Kesenjangan Hubungan Keluarga di Era Digital

21 September 2024   05:46 Diperbarui: 21 September 2024   08:27 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap pengalaman penyelesaian konflik memiliki nilai pembelajaran tersendiri. Bagi sebagian orangtua, pengalaman masa lalu dapat menjadi panduan untuk memperbaiki pola asuh mereka saat ini. Ketika anak melakukan kesalahan, misalnya, pendekatan yang keras mungkin pernah diterapkan oleh orangtua kita. 

Namun, dalam pola asuh anak yang lebih modern, pendekatan tersebut bisa digantikan dengan dialog yang terbuka, di mana orangtua dan anak berdiskusi tentang penyebab masalah dan bagaimana cara menghindarinya di masa depan.

Pendekatan semacam ini tidak hanya menyelesaikan konflik dengan lebih efektif, tetapi juga memperkuat ikatan emosional antara orangtua dan anak. Anak-anak yang merasa dihargai dan didengarkan akan lebih mudah bekerja sama dalam mencari solusi, yang pada akhirnya membuat hubungan lebih harmonis.

Dalam pola asuh anak, kehadiran orangtua tidak hanya berarti ada secara fisik di sekitar anak, tetapi juga terlibat secara emosional. Kehadiran emosional ini memberikan rasa aman bagi anak-anak, memungkinkan mereka tumbuh dengan rasa percaya diri yang kuat. Orangtua yang hadir tidak hanya mendampingi dalam momen penting, tetapi juga menjadi pendengar dan pendukung dalam kehidupan sehari-hari anak.

Dengan kehadiran yang konsisten, anak-anak merasa bahwa mereka memiliki tempat yang aman untuk berbagi cerita dan tantangan mereka. Pola asuh anak yang menekankan pada kehadiran emosional ini sangat penting dalam membentuk ikatan keluarga yang erat dan harmonis.

Perbedaan generasi memang sering dianggap sebagai hambatan dalam hubungan antara orangtua dan anak. Namun, dengan komunikasi yang terbuka, penerimaan terhadap perubahan, dan keterlibatan emosional yang tulus, orangtua dapat menjembatani perbedaan ini. 

Pola asuh anak yang berfokus pada kedekatan emosional, fleksibilitas, dan keterlibatan aktif dapat membantu menciptakan hubungan yang lebih erat di tengah dunia yang terus berubah.

Pada akhirnya, nilai-nilai dasar dalam membangun hubungan yang kuat tidak berubah: komunikasi, saling menghargai, dan dukungan emosional yang konsisten adalah kunci untuk menciptakan kedekatan yang abadi antara orangtua dan anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun