Mohon tunggu...
Subarkah
Subarkah Mohon Tunggu... Buruh - Freelance

Suka nulis, suka nonton film, suka baca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pilkada 2024 Harapan Baru Setelah Putusan MK

22 Agustus 2024   05:14 Diperbarui: 22 Agustus 2024   06:34 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ratama tersenyum penuh arti. "Inilah ujian sejati mereka. Partai yang mampu berinovasi dan cepat beradaptasi mungkin akan memenangkan banyak hati. Sebaliknya, mereka yang lamban akan tersisih dalam persaingan."

Obrolan mereka terus berlanjut, seperti dua arus yang bertemu di tengah samudra. "Dengan perubahan ini, apakah peta pencalonan di Pilkada 2024 akan berubah signifikan?" tanya Saraswati penuh rasa ingin tahu.

Ratama mengangkat bahu. "Sulit untuk dikatakan dengan pasti. Tapi aku yakin akan ada kejutan-kejutan. Partai-partai besar mungkin masih mendominasi, tapi jangan kaget jika tiba-tiba ada calon dari partai kecil yang muncul dan mendapatkan dukungan luas. Pilkada ini seperti medan laga yang selalu penuh dengan strategi dan taktik."

Saraswati merenung, lalu berkata, "Aku jadi berpikir, apakah ada sosok yang sebenarnya diharapkan oleh banyak orang, tetapi selama ini tertutup oleh hegemoni partai besar?"

"Ya, siapa tahu," jawab Ratama sambil tertawa kecil. "Mungkin inilah saatnya sosok-sosok yang dianggap 'underdog' muncul ke permukaan."

Saraswati semakin serius. "Menurutmu, adakah calon yang sebenarnya menjadi harapan masyarakat namun belum muncul ke permukaan?"

Ratama berpikir sejenak. "Kalau kita bicara tentang harapan, banyak orang yang merindukan pemimpin yang benar-benar peduli, yang tidak hanya bicara tetapi juga berbuat. Mereka mencari sosok yang bisa membawa perubahan nyata, bukan sekadar janji manis."

"Seperti apa contohnya?" tanya Saraswati dengan penasaran.

"Bayangkan seorang ibu yang tanpa lelah memperjuangkan pendidikan untuk anak-anak di desanya. Dia mungkin bukan politisi, tapi semangat dan ketulusannya bisa menginspirasi banyak orang. Inilah jenis pemimpin yang diharapkan banyak orang, sosok yang muncul dari hati nurani, bukan dari kekuasaan."

Saraswati tersenyum. "Semoga saja ada sosok seperti itu yang berani maju di Pilkada nanti."

Setelah mendiskusikan berbagai hal, mereka mencapai titik di mana pemikiran mereka mulai terhubung, membentuk lingkaran yang saling melengkapi. "Jadi, apa kesimpulanmu dari semua ini, Ratama?" tanya Saraswati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun