Mohon tunggu...
Subarkah
Subarkah Mohon Tunggu... Buruh - Freelance

Suka nulis, suka nonton film, suka baca

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengatasi Diskriminasi Usia dan Menemukan Kembali Nilai Diri

3 Agustus 2024   05:49 Diperbarui: 3 Agustus 2024   06:41 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://cdn-assetd.kompas.id

 

Di dunia kerja yang dinamis dan kompetitif, sering kita temui perusahaan yang menetapkan batas usia tertentu dalam lowongan pekerjaan. Mengapa usia menjadi faktor penting dalam seleksi? Terdapat beberapa alasan yang sering diungkapkan.

Pekerja muda dianggap memiliki energi dan vitalitas yang tinggi. Mereka sering kali dipandang lebih mampu untuk bekerja dalam ritme yang cepat dan menuntut, serta memiliki stamina yang lebih baik dalam menghadapi tekanan pekerjaan.

Kaum muda juga sering kali diidentikkan dengan kemampuan beradaptasi yang lebih tinggi. Mereka tumbuh di era teknologi, sehingga lebih cepat dalam memahami dan mengimplementasikan teknologi baru. Kemampuan untuk belajar dan berinovasi dianggap sebagai keunggulan signifikan dari generasi muda.

Sayangnya, pekerja yang lebih tua sering kali dihadapkan pada stereotip bahwa mereka kurang dinamis dan sulit beradaptasi. Meskipun tidak selalu benar, pandangan ini tetap mempengaruhi kebijakan perusahaan dalam merekrut karyawan.

Namun, di era modern ini, pertanyaan yang muncul adalah apakah batasan usia masih relevan? Apakah tidak seharusnya semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk bekerja, terlepas dari usia mereka?

Dalam konteks hak asasi manusia, semua individu seharusnya memiliki kesempatan yang sama untuk bekerja. Usia tidak seharusnya menjadi penghalang untuk meraih kesempatan berkarier dan mengembangkan diri. Setiap orang, terlepas dari usia mereka, memiliki potensi yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan oleh perusahaan.

Pekerja yang lebih tua sering kali membawa serta pengalaman bertahun-tahun yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Pengalaman ini dapat menjadi sumber pengetahuan yang berharga, memberikan perspektif yang lebih luas, dan menjadi mentor bagi generasi muda di tempat kerja.

Banyak dari kita mungkin pernah mengalami atau mendengar cerita tentang penolakan kerja karena usia. Pengalaman ini bisa menjadi luka yang mendalam, baik secara psikologis maupun profesional.

Pada Tahun 2020 saya terkena PHK akibat Covid karena 80% perusahaan tidak menghasil keuntungan yang maksimal, sehingga perusahaan mencari cara untuk penghematan biaya , salah satunya dengan PHK, setelah kejadian tersebut , saya banyak mencari lowongan kerja melalui intenet dan Medsos, tidak seperti zaman dahulu, mecari loker melalui surat kabar atau mengunjungi  kantor departemen tenaga kerja untuk melihat Loker.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun