Amal seseorang itu tergantung niatnya. Ada yang tahu maksud dari ungkapan ini apa,?Â
Apa yang dimaksud dengan Niat? kata Niat sering kita dengar, karena memang kedengarannya sederhana.Â
Ada orang yang melakukan kebaikan tapi niatnya yang salah, ada juga orang yang melakukan keburukan tapi gak pake Niat.Â
Tidakah seseorang berbuat keburukan pasti karena ada niat. Tapi ada juga keburukan yang tidak diniatkan.Â
Umpamanya kita ikut main bersama teman-teman kita. Kita gak tau kita akan kemana. Eh sesampainya ditempat yang dituju ternyata kita diajak ke tempat mabuk-mabukan.Â
Disitu kita diajak nyobain sama temen kita. Nah, karena kita gak enak kalau nolak ajakan itu kemudian kita ikut-ikutan. Keimanan kita disini diuji!
Lalu bagaimana melakukan keburukan yang diniatkan. Ini sudah masuknya kejahatan karena ada maksud yang tidak baik daei tindakan kita.Â
Contohnya, pulang kuliah gua akan kempesin ban motornya, biar dia tau rasa kerna udah mempermalukan gua di depan banyak orang. Â Nah ini keburukan yang diniatkan.Â
Kemudian ada juga berbuat kebaikan tapi niatnya buruk atau kurang baik. Ini banyak terjadi pada kehidupan kita.Â
Contoh, ada seorang teman kita yang butuh bantuan minta didorong motornya yang mogok dan kemudian menolongnya, tapi dalam hati kita muncul bisikan "wah pasti gua bakal dikasih uang nih, semoga aja,".Â
Nah ini berarti dalam hati kita ada muncul niatnya yang tidak baik yaitu artinya kita tidak ikhlas, kita memang menolongnya tapi karena ada niat begitu kebaikan kita justeru akan sia-sia.Â
Artinya ketika kita akan melakukan sesuatu kita harus lulusan dulu niat kita. Yang kuliah maka niatnya mencari ilmu, yang bekerja maka niatkan mencari nafkah yang halal.Â
Barangkali inilah yang menjadi penghambat kesuksesan kita. Kita banyak melakukan kebaikan tapi kebaikan-kebaikan kita itu niatnya selalu salah.Â
Ada harapan dalam diri kita dan harapan itu melebihi keimanan kita. Maksudnya kalaupun sesuatu yang kita lakukan itu baik tapi kita harus kembalikan lagi pada Tuhan.Â
"Sesungguhnya amal perbuatan seseorang itu tergantung niatnya. Dan setiap orang dinilai sesuai dengan niatnya," HR. Bukhari Muslim.
Sekalipun yang kita perbuat itu adalah berkaitan dengan keagamaan tapi kalau niatnya salah, maka tidak akan berarti apa-apa. Contoh, kita ngaji di Mesjid, tapi ada niat ingin dipuji maka niat itu menjadi sifat tercela yaitu raya.Â
"Maka barangsiapa yang hijrahnya demi Allah dan Rosulnya. Dan barangsiapa hijrahnya karena dunia yang dikejarnya atau wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya sesuai dengan niat hijrahnya," HR. Bukhari-Muslim. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H