Mohon tunggu...
wacana_rakyat
wacana_rakyat Mohon Tunggu... Lainnya - Belajar
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menggagas Perpustakaan Digital Pribadi

22 Agustus 2022   23:44 Diperbarui: 23 Agustus 2022   06:08 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya alumni mahasiswa, jurusan Pendidikan Sejarah dari STKIP Setia Budhi Rangkasbitung. Sebuah kampus biru yang berada di Komplek Pendidikan Kabupaten Lebak Provinsi Banten Republik Indonesia. 

Sekitar pertengan tahun 2017, saya masuk kuliah dan menjadi mahasiswa yang hobi membaca. Banyak buku yang saya baca mulai dari filsafat, sejarah, bahasa, agama, politik sosiologi dan lain sebagainya.

Tahun 2022 tepat bulan Maret saya lulus dan menyandang gelar S.Pd. Sarjana Pemberian Dosen.wkwk ... setidaknya gelar ini menjadi jawaban perjuangan orang tua saya menyekolahkan anaknya sampai di titik ini.

Pada artikel ini saya ingin berbagi pengalaman kepada pembaca, terkait kesenangan atau hobi saya membaca buku hingga saya punya punya ide untuk membuat perpustakaan digital. 

Ide mengenai perpustakaan digital ini muncul saat saya masih semester 4. Waktu itu saya sudah terbiasa membaca buku, kemana-mana pasti selalu membawa buku. 

Ini sengaja saya lakukan, selain agar terbiasa membaca buku dimanapun, kapanpun dan terbiasa membaca dalam situasi apapun (hening dan ramai), kebiasaan itu juga saya lakukan agar bisa memiliki identitas diri.

Biasanya saya membaca buku di perpustakaan kampus, tapi pada waktu-waktu tertentu, misalkan tidak ada jam kuliah atau saat dosen tidak masuk saya manfaatkan membaca ke perpustakaan prodi, atau ke perpustakaan daerah dekat museum multatuli. 

Kebiasaan itu saya lakukan bahkan sampai lulus. Hingga sekarang pun saya masih suka membaca dan menyempatkan waktu berkunjung ke perpustakaan, kadang ke kampus atau ke perpustakaan saidjah adinda Kabupaten Lebak. 

Membuat Perpustakaan Digital Pribadi 

Sekarang ini orang ramai berbicara tentang literasi digital. Tapi mereka sendiri belum punya perpustakaan digital. Perpustakaan digital bukan seperti e-Perpusnas melalui aplikasi, kalo itu terbatas kalau misalkan kita pinjem buku. Bagaimana kalau kita butuh buku banyak,? repot kan, alhasil kita harus mengunjungi perpustakaan lagi. 

Di era digital sekarang ini masih sering ke perpustakaan,? Kalo sedang santai bisa-bisa ajh sih, tapi bagaimana kalau kita butuh buku sebagai referensi tengah malam,? Memangnya ada perpustakaan yang buka tengah malam,? Mana kita butuh bukunya sekarang lagi buat ngerjain tugas dan tugasnya dikumpulkan besok. 

Orang hingga saat ini masih belum terpikirkan tentang ide membuat perpustakaan pribadi. Padahal ia sendiri menyadari bahwa dirinya bagian dari eranya digital.  Jujur kenapa saya membuat perpustakaan digital pribadi karena kalo harus membeli buku itu lumayan mahal, apalagi kalo misalkan kita beli bukunya dalam jumlah banyak. Bayangkan berapa rupiah yang harus kita keluarkan. 

Tak hanya itu, alasan lain kenapa kita harus membuat perpustakaan digital pribadi, disamping ini era digital, dengan memiliki perpustakaan digital pribadi kita juga bisa membuat daftar pustaka otomatis loh ... jadi sekarang itu kan ada aplikasi mandeley namanya. 

Nah aplikasi ini digunakan untuk membuat daftar pustaka, body not secara otomatis. Dan menurut saya, cocok dan membantu banget dalam proses mengerjakan makalah dan tugas akhir skripsi. 

Bagaimana agar kita bisa membuat body not dan daftar pustaka otomatis lewat aplikasi mandeley,? Syaratnya ya tadi kita harus punya buku digital yang buku digital ini free sudah permanen ada di laptop kita dengan format pdf. Jadi ini juga salah satu latar belakang saya punya perpustakaan digital. Dulu tuh saya suka terlibat dalam penelitian pembuatan jurnal dengan dosen dan saya juga dapat uang saku dari situ. 

Awal 2019 setelah saya rajin membaca buku, memang saya juga mulai belajar menulis seperti menulis artikel ilmiah, membuat resume buku, hingga belajar membuat jurnal ilmiah bersama dosen. Ternyata pengalaman itu enggak sia-sia. 

Dari kesenangan membaca dan menulis itu, selama menjadi mahasiswa saya punya pemasukan buat nambah-nambah uang jajan, meskipun jarang-jarang, tapi lumayan ada lah buat malam minguan sama pacar orangmh ... eh maksudnya temen wkwkw..

Tak hanya itu, karena keharusan akan ilmu pengetahuan pada saat jadi mahasiswa saya juga ditawari jadi asisten dosen. Dan itu terjadi diluar kehendak saya. Saya selama jadi asisten dosen itu dibayar, uang makan dibeliin...  pokonya nikmat banget... deh.hehe...

Bayangin, semester 5  jadi asisten dosen, saya bener-bener gak nyangka saat ketua prodi meminta saya untuk jadi asistennya. Waktu itu saya ngajar selama dua semester bahkan hampir tiga smester. Yang saya ajar waktu itu adalah mahasiswa semester 2, dan emester 4 kalo gak salah. Saya mengajar mata kuliah sejarah kolonial dan sejarah Asia Timur. Kebetulan saya menyukai dua MK ini dulunya. 

Jadi begini ceritanya asal mula saya diminta jadi asisten dosen... Jadi awalnya saya ujian semester, nah ujian semester ini bisa tes tulis dan bisa tes lisan. Teman-teman saya semuanya memilih tes tulis karena kalo tes tulis bisa dibawa ke rumah dan di isinya bisa sambil liat google. 

Berbeda dengan saya seorang, saya memilih untuk tes lisan. Kenapa saya memilih tes lisan karena menurut saya tes lisan itu gak ribet dan gak perlu nulis ulang . Saya berpikir buat apa-apa ujian kalo pada akhirnya harus liat dari Google. 

Saya memang pada waktu itu sedang lagi semangat-semangatnya belajar. Tak sedikit dosen memuji saya karena melihat perkembangan intelektual saya. 

Suatu ketika dosen saya nanya mau tes lisan atau tulis dan saya memilih tes lisan. Dengan percaya dirinya mulailah tes lisan itu. Dan akhirnya tidak ada satupun pertanyaan dari dosen yang tidak terjawab oleh saya, semuanya terjawab dengan sempurna. Dari situlah akhirnya saya menjadi sistenya ketua jurusan (prodi). 

Saya biasa biasa seperti dosen lainnya, mengajar di ruangan kelas sesuai dengan jadwalnya. Dari situ pula saya mulai banyak dikenal, baik oleh dosen ataupun  mahasiswa. 

Mahasiswa jurusan lain pada melihat ke arah saya lewat jendela saat saya ngajar di ruangan. Wah seketika itu,,, mataku mulai genit ke perempuan.wkwk ... 

Kembali pada pembahasan mengenai perpustakaan digital yang saya rintis sejak tahun 2018. Saya download buku digital dengan format pdf kemudian dikumpulkan dalam satu file di hardisk. Setiap buku pdf saya atur dan disimpan berdasarkan jenis bukunya, contoh; filsafat, sosial, politik, ekonomi, sejarah, agama, metode penelitian dan lain sebagainya. Buku-buku itu saya download kemudian dikumpulkan dan dimasukan kedalam file di hardisk. Setiap saya punya link untuk download buku gratis jenis digital format pdf saya kumpulkan karena link dowload itu nantinya akan tidak aktif lagi atau diblokir. 

Saat ini buku di file dalam hardisk mencapai ribuan buku. Berbagai jenis buku ada. Setiap harinya biasanya saya bisa mendapatkan buku digital format pdf tersebut hingga mencapai 10 buku per harinya atau minimalnya 5 buku per hari. Maka sekarang jadikah buku-buku tersebut saya namakan perpustakaan digital. Sampai sekarang juga sya masih sering mencari buku digital tersebut. Selain ringan, murah, dengan memiliki buku pdf itu kita juga bisa membukanya dimana pun dan kapanpun lagi pula kalau hardisk bisa dihubungkan ke laptop atau komputer jadi bisa dibawa ditas kemana saja. 

Efek rajin membaca berbagai jenis buku saya rasakan. Tidak sedikit para mahasiswa diberbagai kampus dan jurusan saya buatkan skripsinya.hehe... terakhir saya jadi joki skripsi mahasiswa jurusan administrasi negara. Tapi meskipun begitu, tidak semua skripsi itu saya buatkan saya hanya jasa pengetikan.hehe alias akhirnya semua syaa yang buatan... 

Sekali lagi, ini hanya pengalaman, jika ada yang baiknya silahkan ambil dan jika ada hal buruk jangan diambil ... sekian semoga bermanfaat ...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun