Kelima, orientasi intelektual akan cenderung membawa konflik-konflik organisasi mahasiswa pada tempat yang bermanfaat.Â
Setelah kita memahami dua orientasi organisasi tersebut, selanjutnya kita harus bisa mengevaluasi keadaan organisasi kemahasiswaan secara realitas, apakah orientasi organisasi mahasiswa sekarang ke arah politik atau ke arah intelektual.Â
Dari perbandingan diatas setidaknya kita telah mengetahui bahwa organisasi haruslah berorientasi intelektual bukan hanya kepentingan politik semata. Intelektual bagi organisasi mahasiswa adalah jiwanya. Sehingga apabila aktivitas intelektual seperti budaya membaca dan diakusi hilang maka hilang pula lah jiwanya, akhirnya hanya pola pikir pragmatis yang ada dan orientasi politik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H