Mohon tunggu...
wacana_rakyat
wacana_rakyat Mohon Tunggu... Lainnya - Belajar
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar

Selanjutnya

Tutup

Politik

Intelektual, Organisasi, dan Politik: Masalah Orientasi

11 Juli 2022   17:45 Diperbarui: 11 Juli 2022   17:53 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keempat, orientasi politik cenderung berlebihan melakukan akomodasi dan penyesuaian terhadap dinamika dan kepentingan eksternal. 

Akibatnya, aktualisasi diri dari semangat, etos dan nilai-nilai idealisme organisasi untuk ditawarkan kepada masyarakat menjadi terbatas. 

Pusat perhatian organisasi adalah apa yang terjadi diluar dan bukan bagaimana potensi internal digali semaksimal mungkin untuk disumbangkan kepada masyarakat. 

Selanjutnya kelima, orientasi politik secara internal akan memperluas wajah konflik yang produksinya adalah menang dan kalah. Hal demikian kata Anas akan mengobral energi organisasi untuk sesuatu yang ucapkali menjadi mubazir. 

Kembali ke Khitohnya 

Setelah membandingkan tarik menarik pengaruh antara garis politik dan garis intelektual, seperti yang dijelaskan di atas, maka mahasiswa perlu kembali pada khitohnya (hakekat) yaitu berorientasi kepada intelektual. Hal ini karena orientasi intelektual lebih memiliki dampak positif daripada orientasi politis.

Seperti diungkapka Anas Urbaningrum mengenai kelebihan dari orientasi intelektual. Anas mengatakan orientasi intelektual mempunyai keuntungan yang cukup mendasar bagi organisasi mahasiswa. 

Pertama, orientasi intelektual akan membawa kesadaran para kader untuk berpikir jangka panjang. Hal ini membuka kesempatan bahkan mendorong lahirnya gagasan-gagasan cerdas dan visioner. Juga akan mendorong memunculkannya pemikiran yang intensif, strategis dan mendalam. 

Kedua, orientasi intelektual mengajarkan gaya egalitarianisme, dan sikap terbuka, jujur dan demokratis. 

Ketiga, orientasi intelektual akan cenderung membawa keuntungan bagi organisasi secara institusi dan sekaligus secara personal dan akan membangun kinerja organisasi menjadi lebih dinamis, akademis dan bervisi.

Keempat, orientasi intelektual akan lebih mampu mendorong proses eksplorasi dan aktualisasi semangat, etos dan nilai internal organisasi menjadi gagasan-gagasan cerdas, kemudian ditawarkan kepada masyarakat, umat, bangsa sehingga proses reproduksi gagasan, pemikiran menjadi terpacu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun