Setiap 21 April bangsa Indonesia merayakan hari Kartini, Kartini menjadi perempuan yang dikagumi masyarakat Indonesia. Berkat perjuangannya terhadap pembebasan perempuan dari hukum adat dan melawan penindasan penjajah membuat kartini menjadi perempuan pahlawan bangsa. Karena dedikasinya terhadap perubahan wajah pendidikan perempuan serta perubahan arah pendidikan secara keseluruhan, wajar jika Ahmad Mansur Suryanegara mengatakan bahwa kartini merupakan pelopor pembaharuan Pendidikan Nasional.
Usia kartini ketika melakukan perjuangan adalah 20 tahun, diusianya yang relatif muda, kartini menjadikan dirinya sebagai pembuka kesadaran perempuan dan rakyat Indonesia dari ketidaktahuan.
Setiap langkah yang dilakukan Kartini selalu menggunakan Al-Qur'an sebagai landasan, mulai dari kedudukan perempuan, filosofi pendidikan dan dasar perjuangan akan diawali dengan dalil Al-Qur'an. Kartini menyadari bahwa hukum adat istiadat (pingit) dan penjajahan politik Kerajaan Protestan Belanda berdampak kepada kemunduran martabat perempuan, pembodohan dan penindasan rakyat.
Masalah politik dan sosial yang melanda masyarakat Jawa membuat tekad kartini untuk berjuang semakin kuat, hal ini terbukti dengan surat yang ditulis Kartini kepada sahabatnya, Stella: "Aku hendak, aku mesti menuntut kebebasanku. Stella aku hendak perdengarkan kepadamu. Manakah aku akan menang, bila tiada berjuang. Manakah aku akan mendapatkan, bila aku tiada mencari. Tiada perjuangan tiada kemenangan; akan berjuang. Stella, aku akan merebut kemerdekaanku. Aku tidak gentar karena keberatan dan kesukaran, perasaanku aku cukup kuat mengalahkan semuanya itu". (23 Agustus 1900)
Pemuda dan Sejarah
Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang kepemudaan pasal 1 ayat (1) dijelaskan bahwa "Pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai dengan 30 (tiga puluh) tahun". Dari definisi UU Nomor 40 tahun 2009 tersebut pemuda adalah generasi yang berusia dari umur 16 sampai dengan 30 tahun, karena perjuangan Kartini waktu itu dilakukan ketika usianya memasuki 20 tahun maka Kartini layak kita sebut sebagai pemuda. Kartini menjadi simbol pemuda dan perubahan, perjuangan yang dilakukan Kartini membawa harapan pembebasan rakyat dari cengkraman penindasan penjajah.
Menurut Taufik Abdulah pemuda adalah individu yang mempunyai karakter yang dinamis namun bergejolak dan optimis, tetapi belum memiliki cara untuk mengendalikan emosi agar stabil. Taufik Abdulah melanjutkan bahwa pemuda mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki generasi tua dan generasi anak-anak.
Pemuda mempunyai kemurnian idealisme dalam berjuang, berani melangkah, terbuka terhadap hal baru, semangat untuk mengabdi, kreatif, punya inovasi, gagasan baru, keteguhan janji dan bersikap mandiri.
Pernyataan Taufik Abdulah tentang pemuda diatas memang cukup beralasan misalnya kemurnian idealisme dalam berjuang. Dalam bukunya Menemukan Sejarah, Ahmad Mansur Suryanegara menceritakan tentang idealisme yang tinggi dari pemuda, Haji Oemar Said Tjokroaminoto adalah contoh pemuda yang teguh pendirian. Ketika HOS Tjokroaminoto merintis gerakan Sarekat Islam usia HOS Tjokroaminoto saat itu masih tergolong usia pemuda yaitu 29 tahun.
Ada lagi misalnya Bung Karno dan Bung Hatta. Ir. Soekarno mendirikan Partai Nasional Indonesia pada 4 juni 1927 di Bandung ketika usianya 27 tahun. Bung Hatta pun demikian, pada Kongres Demokrasi di Bierville 15 Agustus 1926 sebagai delegation Asiatique, disana Bung Hatta berjuang untuk menentukan nasib sendiri dan memperkenalkan nama Indonesia sebagai pengganti dari nama Hindia Belanda, pada Kongres itu usia Bung hatta 24 tahun.
Dalam sejarah Islam Ali bin Abi Thalib adalah pemuda yang mempunyai idealisme tinggi, pemberani dan rela mengabdi. Di sebagian riwayat menjelaskan bahwa Ali masuk Islam ketika usianya 13 tahun.
Diasuh Rasulullah sejak kecil menjadikan Ali pemuda yang siap mendakwahkan ajaran Islam. Ketika dewasa Ali dikenal sebagai pemuda cerdas, para sahabat senior beberapa kali menanyakan perihal ilmu kepada Ali. Rasulullah mengatakan jika Nabi Muhammad saw adalah gudang ilmu, maka Ali bin Abi Thalib adalah kunci pembuka ilmu Nabi Muhammad saw.
Ke 5 tokoh tersebut Kartini, HOS Tjokroaminoto, Ir. Soekarno, Bung Hatta dan Ali bin Abi Thalib merupakan bukti sejarah bahwa yang muda yang membuat perubahan. Ketika usia mereka memasuki periode pemuda, dengan idealisme, keberanian, semangat, gagasan baru dan mandiri mereka berhasil mengabadikan perjuangannya dalam sejarah perjalanan bangsa dan agama.
Pemuda dan Perubahan
Lagi-lagi sejarah membuktikan bahwa perubahan yang terjadi selalu diawali oleh semangat kepemudaan misalnya Sumpah Pemuda, Reformasi 1997 dan peristiwa pembakaran diri dua pemuda tahun 1999 di Wenceslas Squera akibat penolakan invasi Rusia terhadap Czech Republic.
Pemuda merupakan harapan generasi sebelumnya, hal ini didasari atas dasar bahwa pemuda menjadi generasi penerus estafet perjuangan dan pembangungan bangsa. Karena pemuda mempunyai kekuatan untuk merubah, membuat kemajuan dan mencapai keberhasilan, tidak heran jika keberanian dan semangat dari pemuda menjadi kekuatan untuk menciptakan kegemilangan.
Ketika melakukan penelitian tentang Generasi Phi (Millenilal Pengubah Indonesia) Muhammad Faisal menemukan penelitian mengenai usia produktif pemuda Indonesia di masa depan. Pasca tahun 2020 sampai dengan 2030 usia pemuda akan berlimpah, usia produktif pemuda pada tahun-tahun tersebut mencapai angka 40%, kedepan generasi muda menjadi generasi mayoritas.
Dari hasil penelitian tersebut bahwa usia produktif pemuda pada tahun 2020 sampai 2030 menjadi peluang, tetapi jika peluang yang tersedia tidak diatasi secara serius maka generasi produktif akan terbuang sia-sia. Generasi produktif ini tidak bisa berjalan sendiri, mereka membutuhkan pembinaan dan motivasi secara konsisten. Pendidikan yang memadai menjadikan pemuda menyadari potensi yang dimiliki, tanamkan dibenak mereka bahwa perubahan bangsa hanya bisa dilakukan generasi muda.
Ketika berbicara mengenai pemuda, harapan bangsa untuk membuat perubahan kearah kemajuan terbuka lebar. Masih banyak inovasi dan gagasan baru yang dilakukan pemuda misalnya "Ketika Menjadi Saleh" yang dijelaskan dalam buku Generasi Phi. "Ketika Menjadi Saleh" adalah penjelasan mengenai generasi muda muslim Indonesia dengan semangat keagamaan yang dimiliki. Generasi muda muslim Indonesia sejak 2013 mengalami perubahan sikap agar menjadi saleh, lebih baik, rajin ibadah dan memiliki pemahaman agama. Pemuda muslim Indonesia berusaha untuk memadukan antara globalisasi, pop culturenamun tetap mempertahankan keislaman mereka.
Saat ini komunitas pemuda muslim menjadi perbincangan, komunitas pemuda muslim Indonesia perlahan-lahan menjadi pembuktian gerakan modern Islam yang dipadukan dengan globalisasi. Komunitas muda/mudi muslim berhasil menyinergikan budaya islami dan kultur pop. Band metal bernuansa islami, kajian-kajian islami yang terus meningkat dan komunitas hijabers Bandung yang mempengaruhi tren nasional bahkan negara tetangga menjadi bukti bahwa pemuda adalah pelopor perubahan yang sejati.
Pemuda dan Tantangan
Di masa yang akan datang tantangan-tantangan yang menerpa semakin besar, akibat globalisasi, kebiasaan dan pola pikir pemuda akan mudah terbawa arus. Pengaruh budaya luar seperti pergaulan bebas, pornografi, seks dan miras menjadi musuh utama pemuda. Walaupun pemuda mempunyai semangat, kekuatan dan keberanian untuk membuat perubahan, tetapi karena besarnya dampak yang terjadi, tidak heran jika pemuda menjadi sasaran utama penyebaran narkoba, miras, pornografi dan seks bebas.
Pertukaran budaya dan lifestyle yang tak terbendung mengakibatkan generasi muda bingung, secara tidak langsung mereka mulai melupakan identitas dan konsep diri sebagai pemuda. Pesatnya informasi yang berkembang tanpa diiringi dengan kebiasaan membaca dan berpikir kritis menjadikan pemuda tidak mampu memilih jalan kebaikan dan jalan keburukan.
Dalam Al-Qur'an surah Al-Kahfi, Allah menjelaskan tentang sekelompok pemuda yang memilih jalan kebaikan daripada jalan keburukan. Sekelompok pemuda ini berdiam diri di Gua karena kejelekan yang dilakukan masyarakat disekitar lingkungan mereka, sekelompok pemuda tersebut memilih berdiam diri di Gua agar terhindar dari godaan kejahiliahan.
Masyarakat pada masa itu menyembah berhala dan berharap pada selain Allah, perilaku syirik ini mengakibatkan sekelompok pemuda tadi berpikir untuk mengintropeksi diri, pemuda-pemuda itu menenangkan diri di suatu tempat yang tenang agar terhindar dari jalan yang dimurkai Allah.
Cerita sekelompok pemuda yang dijelaskan surah Al-Kahfi merupakan contoh bahwa jalan kebaikan adalah pilihan. Penguatan iman dan meneguhkan hati dari pemuda menjadikan mereka kuat dan terhindar dari keburukan-keburukan duniawi. Sekelompok pemuda tersebut memilih berlindung kepada Allah dari ketidaktahuan masyarakat disekitar lingkungan mereka.
Dari kisah ini Allah memberikan pelajaran kepada kita bahwa pergaulan bebas, miras, seks dan pornografi yang berada disekitar lingkungan generasi muda harus ditanggulangi secara serius misalnya dengan cara mendekatkan diri kepada Allah. Memperkokoh akidah adalah pondasi utama generasi muda agar terhindar dari perilaku hedonis yang menjerumuskan, dan ketika generasi muda ingin mencari sosok teladan pemuda masa kini, bukankah Nabi Muhammad saw adalah pemuda sempurna untuk diteladani.
Pemuda masa depan adalah harapan, pundak kejayaan bangsa berada ditangan generasi muda. Teruslah berjuang, belajar dan berproses. Niatkan yang kita lakukan demi kejayaan Islam dan kebaikan Tanah Air Tercinta.
Muslim, Cendikia dan Pemimpin
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI