Tempat pelacuran kecil dibumi-hanguskan tanpa menggunakan pendekatan nilai-nilai kemanusiaan, tapi tempat pelacuran mewah justru dipelihara dengan alasan berizin dan sebagainya. Seakan warga kecil bukan untuk disejahterakan, melainkan untuk dibumihanguskan. Seperti prinsip komunis, yang menilai warga kelas bawah sebagai sampah.
Korupsi kecil pegawainya digembor-gemborkan, namun korupsi pengusaha hitam justru dipelihara. Sejumlah proyek besar di wilayahku, di desa Kartaja ini pun sudah jelas siapa dibelakangnya. Pun ada nama-nama pemenang tender itu orang baru atau tidak dikenal sebagai pengusaha hitam, namun dibelakang itu rupanya sosok pengusaha hitam.
Cantik permainan yang dimainkan kepala desa Kartaja, si Ahok ini.
Â
*Cerita ini hanya fiktif belaka. Mohon maaf apabila ada kesamaan nama tempat, nama orang, ataupun kesamaan cerita di dunia nyata. Semoga kisahnya menginspirasi….
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H