Pemerintah justru membangun transfortasi publik yang sangat baik. MRT dan skytrain di Thailand, kereta bawah tanah dan kereta cepat, sudah setaraf dengan transfortasi public di Eropa, bahkan salah satu yang terbaik di Asia. Jalan jalan di Bangkok Umumnya ramai, namun tidak semacet Jakarta. Sepanjang jalan banyak dijumpai tuk tuk (mirip bajai), pedagang makanan bakar, dan juga warna warni bendera menghiasi sudut-sudut jalan. Taman kota terbangun dengan baik dan dapat dinikmati warga sepanjang hari.Â
Pedagang kaki lima membanjiri sudut kota, bahkan lebih padat dibandingkan Jakarta. Inilah salah satu bagian terbesar diambil pelajaran dari Bangkok tentang mengelola informalitas. Di Bangkok, pedagang kaki lima ada diberbagai sudut kota dan tidak pernah terjadi penggusuran. Akan tetapi pedagang kaki lima di pelihara dengan baik dari kebersihan dan ketertiban kota tetap terjaga dengan baik.Â
Suasana kota Bangkok dibeberapa sudut kota lebih mirip dengan kota Yogyakarta atau Malioboro yang sangat ramah dan hangat kepada touris (pendatang). Satu hal yang paling saya suka dari Bangkok adalah pasarnya yang ramai dan sibuk tetapi aman, dan pasar tradisional dipelihara dan diremajakan. MBK, Chatuchak, Siam Paragon, dan Patpong adalah paling  saya favoritkan.Â
Wisata saya bukan untuk belanja banyak barang, tetapi sekedar melongok kehidupan yang berbeda dan hiruk pikuk kehidupan ibu kota Negara Thailand. Di Bangkok, pasar tetap buka sampai malam karena perekonomian Bangkok mengandalkan sektor pariwisata, dimana pasar malam pun ramai dikunjungi para turis.Â
Ada yang paling menarik ketika dipasar malam minggu di Kota Chiang Mai hanya sekali seminggu yang sangat padat ketika lagu kebesaraan raja Thailand dinyanyikan maka semua orang berdiri diam sebagai tanda penghormatan kepada Raja dan bagian dari nasionalisme yang sangat konsisten dijunjung tinggi. Â Â
Faktor keempat adalah Kesiapan struktur social, dimana Bangkok identik dengan kehidupan malam, dan itu yang membedakan Thailand dengan beberapa Negara Asia lainnya, adalah penerimaan warga Thailand terhadap budaya asing.Â
Beberapa Negara Asia Tenggara, seperti Indonesia, Vietnam, atau Malaysia, terdapat resistensi budaya yang cukup dari masyarakat asli. Tapi di Thailand, semua mengalir seperti air sungai, dimana budaya barat dan budaya asli hidup berdampingan.Â
Tetapi ruang untuk tergusurnya budaya asli tidak terlalu dikahwatirkan, salah satunya karena peran kerajaan yang masih sangat kuat, dan rakyat Thailand sangat patuh pada raja. Sehingga meskipun rakyat Thailand mengikuti budaya Barat, kerajaan tetap masih secara rutin menjejakkan berbagai kebudayaan asli. Periode masyarakat Thailand terhadap negaranya terbentuk melalui kebiasaan kerajaan mengagumkan kerajaan Thai. Berbeda dengan Vietnam, salah satu destinasi turis di Asia Tenggara, budaya asli dan nasionalisme dijejakkan setinggi langit.
Budaya masyarakat Thailand sangat menjunjung tinggi komitmen dan konsistensi dalam mematuhi segala aturan-aturan yang sudah ditetapkan, baik dalam bentuk aturan kerajaan, system pemerintahan, maupun dalam system kebudayaan.Â
Oleh karena itu kehidupan di Thailand sangat tertib, dan sangat berbeda dengan kehidupan di Indonesia yang semberawut. Sepanjang jalan mengelilingi Kota Bangkok dengan menikmati pemandangan dan pariwisata Kota Bangkok menghilangkan kepenatan.Â
Kepenatan pun terobati dengan pijatan tradisional yang sangat ampuh untuk mengusir lelah dijajaran pedagang kaki lima dengan biaya yang relatif murah. Inilah bagian eksotiknya Thailand dilihat seprti buah yang manis, masam, namun juga menyengat. I hope I'll see you again.. hehehee......