Mohon tunggu...
Suaib Napir
Suaib Napir Mohon Tunggu... -

Direktur Mars Institute

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Thailand Siap Rajai "Asean Economic Community"

25 Mei 2018   07:33 Diperbarui: 25 Mei 2018   08:44 1032
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepanjang perjalanan menyusuri Thailand dari wilayah paling Utara Ibu Kota Ciang Mai menuju Bangkok, baru dilanjutkan ke Kota Khat Yai menembus Kota Kuala Lumpur, sepanjang perjalanan disuguhkan beraneka ragama nilai-nilai yang kami dapatkan berbedah jauh dengan nilai-nilai di Indonesia. Akses transfortasi sebagai penghubung  sepanjang jalan semuanya berjalan mulus dan lancar. 

Berbedah jauh dengan kondisi di Indonesia, meskipun Indonesia memiliki kultur alam yang jauh lebih subur dibandingkan dengan Negara-negara tetangga tetapi kenyataan menunjukkan bahwa kemajuan lebih besar dan meninggalkan jauh Negara kita. Perjalanan ini semakin memberikan sebuah makna dan jawaban akan eksotik dan keunikan Thailand sebagai Negara yang siap merajai ASEAN Economic Community yang akan datang.

Ada beberapa aspek yang dimiliki Thailand dalam mempersipakan diri merajai AEC dalam proses pembangunan Negaranya, yaitu pertama, kesiapan komunitas usaha kecil menengah, dimana diantara sepuluh negaa ASEAN, Thailand dan Malaysia mempunyai karakteristik pasar yang sedikit banyak mirip dengan Indonesia. Berangkat dari kenyataan itu, Indonesia sejatinya bisa mengintip kedua Negara tersebut sebelum realisasi komunitas Asean economic community pada tahun 2018 ini. 

Dengan menjajaki pasar di Negara Thailand, pelaku UKM juga bisa belajar strategi pasar seperti cara membuat produk kerjaninan, merancang toko hingga strategi memasarkan produk. Di Thailand para penjual sudah siap dalam melayani konsumen dengan bahasa inggris dapat dilihat pada sepanjang toko-toko penjual kerajinan tangan dipinggir jalan, walaupun dibeberapa pelaku UKM di Thailand berkedudukan dipedesaan juga masih di temukan belum memiliki kemampuan berbahasa inggris. 

Eksistensi dari komunitas usaha kecil dan menengah,maka apapun aksi yang dilakukan student Movement in Thailand tidak akan pernah mengganggu pertumbuhan ekonomi di Thailand karena pertumbuhan ekonomi Thai bersumber pada Usaha Kecil Menengah dari Masyarakat sudah tumbuh dengan penuh kesadaran, sehingga produksi barang dan jasa tetap berjalan stabil.

Faktor kedua yaitu Sumber daya manusia, dimana selama beberapa dekade pembangunan sampai sekarang, perubahan besar dalam system pelayanan sipil Thailand telah dibuat, terutama dalam manajemen sumber daya manusia menuju Negara adi daya di Asia. 

Misi yang belum selesai dalam reformasi layanan publik di Thailand adalah isu-isu tata kelola politik, korupsi atau konflik kepentingan, kualitas pelayanan public, profesionalisme pegawai negeri sipil, dan etika terutama professional. Isu tersebut merupakan ancaman potensial yang menyebabkan konflik nilai-nilai dan krisis sosial di Thailand. Konsep reformasi kebijakan sipil terus dievaluasi dan diteliti. 

Tantangan bagi reformasi layanan sipil Thailand adalah bagaiamana pegawai negeri sipil belajar dan menyesuaikan diri dalam resfonsif terhadap era perubahan dan globalisasi. Isu penting lainnya mempromosikan penelitian tentang reformasi layanan sipil serta forum manajemen pengetahuan untuk pengalaman dalam organisasi pelayanan publik.

Arah masa depan untuk reformasi layanan publik mencakup masalah proses pembelajaran dalam reformasi layanan sipil, mempromosikan tata pemerintahan yang baik, meningkatkan nilai-nilai inti dan reformasi budaya, menjunjung tinggi profesionalisme serta kode etik professional diantara pegawai negeri sipil, dan mendorong para pemimpin transformasi disemua tingkat untuk mengatasi konflik dan krisis resolusi. 

Kendala dan reformasi dilakukan dilakukan di Thailand dalam tahap krisis memerlukan kemauan politik dan stabilitas politik yang dapat mengintegrasikan upaya reformasi pelayanan publik. Reformasi pelayanan publik dilakukan selama 25 tahun dibangun melalui Reformasi koognitif (coognitif reform), Repormasi pendidikan (education reform), dan Reformasi prilaku (behavioral reform).

Faktor ketiga adalah Sarana dan prasarana yang sangat memadai dalam mendukung segala pelayanan di Thailand. Karena kesiapan Thailand membuat kadang saya berpikir bahwa di Indonesia gedung fisik pendidikan dibangun sebaik-baiknya, namun kualitas akademiknya tidak sebanding dengan kemewahan itu. Di Thailand, bukan universitas yang gedungnya dibangun sedemikian mewah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun