Bait Wirama Kakawin
Metrum kakawin dengan Wirama Sardulawikridita terdiri dari 19 suku kata. Lalu 19 suku kata ini guru laghu-nya adalah sebagai berikut |UU|UU|UU|U|U| U. Satu garis artinya ialah suku kata panjang, sementara satu U artinya ialah suku kata pendek. Sedangkan | hanyalah pembatas saja setiap tiga suku kata dan tidak memiliki arti khusus.
Dalam metrum kakawin sebuah suku kata yang mengandung vokal panjang (a, i, u, e, o, ai, dan au) otomatis disebut sebagai suku kata panjang atau guru (= berat) sedangkan sebuah suku kata yang mengandung vokal pendek disebut sebagai suku kata pendek atau laghu (= ringan). Namun sebuah vokal pendek apabila diikuti dengan dua konsonan, maka suku kata yang disandangnya akan menjadi panjang. Lalu suku kata terakhir merupakan anceps (sebuah istilah bahasa Latin) yang artinya ialah bahwa ia bisa sekaligus panjang maupun pendek.
Sebagai contoh diambil bait pembukaan Kakawin Arjunawiwha:
Teks Bahasa Kawi/ Jawa Kuno dalam metrum Sardulawikrita
ambĕk sang paramārthapaṇḍita huwus limpad sakêng śūnyatā
tan sangkêng wişaya parayojñananira lwir sanggrahêng lokika
siddhāning yaśawīrya donira sukhāning rāt kininkinira
santoṣâhĕlĕtan kĕlir sira sakêng sang hyang Jagatkāraṇa
Terjemahan
"Hati milik orang yang bijaksana sudah melampaui kehampaan. Bukan karena terdorong nafsu maksudnya, seolah-olah saja menyambut yang duniawi. Berhasillah jasa dan kebajikan tujuannya. Kebahagiaan dunia diusahakannya. Teguh sentosa, tersekat layar pewayangan dia dari Sang Penyebab Jagad".
Sebuah teks kakawin biasanya terdiri dari beberapa metrum yang berbeda-beda. Kakawin Arjuna Wiwaha yang diambil contoh ini misalkan, memiliki 35 metrum yang berbeda-beda
Pelestarian Literasi Bahasa Kawi dan Aksara Bali
Wirama Kakawin sebagai media pelestarian literasi bahasa Kawi dan aksara Bali sangat penting karena mawirama memiliki peran yang sangat penting dalam pelestarian Bahasa Kawi dan Aksara Bali, yaitu: