Mohon tunggu...
I Wayan Gede Suacana
I Wayan Gede Suacana Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pemerhati Sosial, Peminat Yoga Asana dan Meditasi

Membaca dan menulis untuk aktualisasi diri, praktik yoga asana dan meditasi untuk realisasi diri. Menjalani hidup apa adanya serta menghargai keberagaman yang memancarkan keindahan sebagai manifestasi kesatuan dalam variasi. Prinsip hidupnya: Pure Heart Clean Mind Holy Work for Unity Purity and Divinity. Penulis Majalah Mahasiswa (1988-1990); Pengelola/ Redaksi Jurnal Politik Sarathi dan Jurnal Sosial dan Politik Sintesa (1991-2013); Blooger Bali Sai Amrita (Maret 2009-Februari 2014); Penulis Kolom Opini Harian Umum Bali Post (2003-2013); Penulis artikel pada Media Online/ Citizen Media: Atnews, Majalah Sraddha, Kompasiana dan Opinia (Januari 2024-sekarang); Dosen dan peneliti di Universitas Warmadewa Denpasar (1991- sekarang); Peminat yoga asana dan meditasi (1988-sekarang); Pemenang I Lomba Esai yang diadakan oleh Ikatan Wanita Penulis Bali (2008). Alamat E-mail: suacana@warmadewa.ac.id

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Swami Vivekananda Jayanti

12 Januari 2025   12:07 Diperbarui: 12 Januari 2025   12:32 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Hari Pemuda Nasional, Sumber: Elinepa

Foto Swami Vivekananda, Sumber: Amazon.in
Foto Swami Vivekananda, Sumber: Amazon.in

Pidatonya yang terkenal yang disampaikan pada acara Parlemen Agama Dunia, Chicago, Amerika Serikat, 11 September 1893, memberikan pesan yang sangat kuat tentang kehadiran di Parlemen Agama Dunia itu merupakan kesempatan historis untuk memperkenalkan ajaran Hindu kepada dunia. Inti pidatonya menyatakan bahwa agama tidak hanya tentang dogma, tetapi tentang pengalaman spiritual. Begitu pula Hinduisme bukanlah agama, melainkan cara hidup. Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, kesatuan dan toleransi antaragama sangat penting. Ajaran Vedanta menjadi penting karena mengarakan tentang kesatuan Tuhan dan manusia. Begitu juga setiap orang penting melakukan meditasi dan yoga untuk mencapai kesadaran spiritual. Peran wanita dalam masyarakat dan agama tidak bisa diabaikan dan perlu dihargai sejajar dengan laki-laki. Kebutuhan akan pendidikan dan pemberdayaan masyarakat menjadi keniscayaan dalam perkembangan suatu negara.
Pada akhir pidatonya Swami Vivekananda mengajak seluruh hadirin untuk bersatu dalam keberagaman karena kita semua adalah anak-anak Tuhan. Harapannya semoga kebijaksanaan dan cinta kasih dapat memimpin umat manusia.

Kutipan yang sangat terkenal dari pidatonya itu adalah, "Saya tidak datang untuk membangun agama baru, melainkan untuk memperkenalkan kebenaran universal." Dan satu lagi, "Tuhan tidak hanya ada di gereja, melainkan juga di hati setiap manusia."

Swami Vivekananda Jayanti dengan demikian memiliki arti yang penting untuk mengingat kontribusi Vivekananda dalam pengembangan spiritualitas, pendidikan, dan kesadaran masyarakat. Peringatan ini menginspirasi kita untuk mengembangkan nilai-nilai universal dan memperkuat identitas budaya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun