"Ya... Apanya?"
"Cantik atau Seksi Tidak?"
"Hhhmmm mungkin akan lebih cantik jika tertutup yang rapi."
"Argghh Ok Bang hehe"
....
Banyak hal malam itu... saling bertanya mengapa? bagaimana? dan lainnya. Menangis, tersenyum dan juga canda tawa. Ku pikir semuanya manusiawi. Ia merasakan sebuah kehilangan yang mendalam. Harus berjuang tanpa pengetahuan dan juga beban seorangputeri. Dan kuminta satu hal untuk betemu di luar dan tuk sarankan sesuatu yang bisa ia jalankan dan jadikan pegangan hidup. Ia mengangguk tanda setuju. Dan baiklah, kami sepakat bertemu secara nyata di luar.
***
Hampir satu tahun sejak pertemuan itu tiada lagi saling berkirim pesan. Hingga semalam.
"Salam Bang..." Sebuah Notifikasi.
"Ingat Aku? Wati. Datang Kerumahku ya. Alamatnya aku kirim esok hari!"
Tak kujawab. Namun aku akan coba tuk mendatangi alamatnya.
***
Kudatangi dan bunyikan bel pintu.