"Hhmm orangnya sudah bebas satu bulan yang lalu!"
"Bajingan!"
Musoli ternganga manakala tersebutkan sudah habis satu rumah tergadai karena kata manis beraroma cinta senantiasa membuai jiwanya yang begitu haus akan kasih sayang. Namun ternyata semua laki-laki sama saja. Tuhan, berikanlah kekuatan dan apakah ada petunjuk tentang harus bagaimana?
"Pulanglah dulu, ini alamat orang itu!"
"Aku harus bagaimana?"
"Pulang, habiskan dulu kesedihanmu dan setelah itu cari dan bunuh saja orang itu, jika perlu!"
"Aku Hamil!"
"Orang sebelum kamu yang dulu kami suap agar bisa memakai toilet ini!"
Setan jahanam keluar dari mulut Musoli! Semoga tak berlaku bagi dirinya. Musoli pun terdiam membiarkan wanita di hadapannya kembali menatap bunga-bunga di tempat itu.
"Pulanglah dulu, jika butuh teman bicara, kamu bisa datang ke tempat ini lagi!"
Kata harap terucap dan setiap hari dan jam yang sama berbagi cerita dan suka duka. Dahulu, ia wanita ternoda karena janji manis belaka. Mengikat sumpah malahan jadi lebih celaka. Tiada hari tanpa siksa dan samsara. Hanya demi nafsu yang tiada terkira.