"Hai cantik... wajahmu begitu indahnya seperti rembulan malam yang terlihat syahdu dan seksi dipandangi dari bumi yang indah ini!" Cecep berjalan dengan tatapan mata yang romantis ke arah Emaknya.
Emak pun sempat terpesona...
"Wahai pujangga... ahhh tampan sekali dirimu..."
PLAAAAKKK... Tepok jidat sambil kucek-kucek mata... "Astaga ini kutukan yang di maksud Abah gue nih!"
Emak pun berjalan sambil memalingkan muka dan meraih wajan item yang digantung tak jauh dari tempatnya berdiri.
"BRAAAKKK... pingsan dulu luh Cep!"
"Brrruukkk!" Tubuh cecep terjatuh.
Dalam keadaan panik Emak berusaha menyeret tubuh pingsan Ncep sampai ke sebuah balai bambu, menaikkannya dan kemudian mengikat kaki dan tangan Ncep dengan tambang tak lupa juga mata ncep ditutup pakai topo dapur yang udah tahunan gak pernah dicuci.
"Astaga... jadi ini rupanya kutukannya... gilee gue aja yang udah tuwir begini bisa terpesona apalagi cewek yang muda-muda... kacau nih... oiya Gue mesti ke rumah si Dayat secepatnya nih.
Emak pun bergegas tanpa sempat ganti baju pergi ke rumah sepupunya, Dayat.
***