Sebagai Kompasianer yang sebetulnya tidak memiliki kompetensi begitu baik di dunia tulis-menulis, saya sangat bersyukur dapat menuangkan ide, curahan hati, pengalaman, atau ilmu tertentu dengan mudahnya pada platform blog terbesar di Indonesia ini.
Bergabung dengan Kompasiana pada 15 April 2020, saat itu saya sama sekali tidak ada niatan untuk menjadi penulis, narablog, atau apa pun istilahnya itu, yang konsisten setiap harinya.
Artikel pertama yang saya buat (kini sudah tiada karena saya hapus beberapa tahun lalu) adalah berjudul "Pengantar Ilmu Tajwid" pada 16 April 2020. Jika saya ingat-ingat kembali, alasan saya membuat artikel tersebut pada saat itu ialah sekadar berbagi kepada banyak orang terkait keilmuan yang saya minati dan dalami, yaitu keislaman.
Oleh karena saya menulis saat ada keinginan saja, maka saya pun baru menulis artikel kedua setahun kemudian, dengan judul "Menyikapi Perbedaan Pendapat dalam Islam" (25 Oktober 2021).
Adapun setelah itu, hampir dua tahun ke depannya, saya sama sekali tidak menayangkan artikel. Entah karena disibukkan dengan perkuliahan, atau memang lupa bahwa saya mempunyai akun di Kompasiana.
Namun akhirnya, pada Agustus 2023 lalu, saya mendapat sebuah info tentang kompetisi menulis dari kerja sama antara KAI dan Kompasiana yang berhadiah jutaan rupiah.
Karena saya merupakan salah satu pengguna jasa KAI Commuter dengan waktu yang cukup lama, tentu saja saya tertarik untuk mengikutinya. Dengan kemampuan menulis saat itu yang apa adanya, bisa ditebak apakah saya juara atau tidak. Tentu saja tidak. Ha-ha-ha.
Meskipun tidak menjadi salah satu pemenang pada kompetisi itu, tak disangka berkat event tersebut, mendongkrak semangat saya untuk menulis artikel-artikel selanjutnya. Maka sejak awal September kemarin hingga hari ini, cukup banyak artikel yang telah saya buat.
Ya, tentu secara kualitas, tulisan-tulisan saya itu tidak seperti para Kompasianer yang memang sudah berpengalaman atau kompeten. Sebut saja seperti Pak Totok, Bu Isti, Pak Hendra, Pak Tjip, Pak Irwan, Bro Benedictus dan masih banyak lagi yang tidak mungkin saya sebut semuanya di sini. Namun dari mereka semua, selama lebih dari satu bulan ini saya banyak belajar. Bukan hanya secara kuantitas, tetapi juga kualitas.
Dalam dua bulan ini pun saya baru menyadari bahwa ada semacam "predikat" yang diberikan pada setiap tulisan yang dibuat Kompasianer, yaitu "Highlight" (Artikel Pilihan) dan "Headline" (Artikel Utama).
Dari informasi yang telah saya baca di Kompasiana, pada intinya highlight adalah "predikat" yang diberikan oleh Tim Kompasiana untuk artikel yang dinilai baik, menarik, valid, atau lengkap. Adapun headline, sebetulnya kurang lebih sama, hanya saja artikel yang dipilih menjadi headline atau artikel utama adalah artikel yang memang sangat "mantap".
FYI: selain artikel dipilih Tim, untuk Kompasianer yang telah terverifikasi (centang biru) maka setiap artikel otomatis menjadi artikel pilihan atau highlight karena dinilai telah kompeten.
Lalu, bagaimana nasib artikel yang "biasa-biasa saja" atau memuat data yang belum tentu valid?
Maka tentu Tim Kompasiana tidak dapat memberikan predikat highlight apalagi headline untuk artikel tersebut.
Meski demikian, tentu saja hal yang paling utama dalam menulis adalah memberikan tulisan yang bermanfaat bagi orang-orang. Tidaklah harus tulisan-tulisan kita menjadi atau selalu masuk highlight maupun headline. Artikel tanpa predikat salah satu atau keduanya pun selama memuat informasi yang barangkali kita anggap penting, ilmu yang bermanfaat, atau sesuatu yang menghibur, itu semua sudah cukup.
Lagi pula, seiring berjalannya waktu atas konsistensi dan belajar dari banyak orang, insyaallah setiap tulisan kita akan lebih baik dan lebih baik ke depannya, 'kan?
Yang terpenting, tulisan yang kita rangkai jangan sampai menjiplak tulisan orang lain, menebar hoaks, menebar kebencian, adu domba, fitnah, dan hal-hal buruk lain yang dapat merugikan diri maupun pihak lain.
Cukup jadikan "Highlight" dan "Headline" sebagai target sekaligus motivasi agar kita selalu berusaha menyempurnakan tulisan demi tulisan yang kita buat.
Jadi, marilah tetap menulis, menulis, dan menulis!
Salam Kompasiana.
*Ehem, bismillah kapan-kapan masuk headline! Ha-ha-ha
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H