Di sebuah desa tinggallah seorang anak laki-laki bernama Bujang, ia tinggal bersama ayah, ibu dan adik-adiknya, mereka tinggal di sebuah rumah yang sederhana kehidupan mereka juga sangat sederhana mereka keluarga yang baik selalu taat agama. Bujang diajarkan untuk selalu menjadi kuat oleh ayahnya.
"Brakk"
Suara ranting-ranting jatuh, seorang anak laki-laki terjatuh. Mukanya merah matanya mulai berlinang air mata.
Seorang laki-laki besar dan tinggi menghampirinya.
"Ya ampun Bujang lemah sekali kau ini pohon ini tidaklah tinggi.
Laki-laki itu mengangkatnya dan menempuk bahunya.
"Jadilah laki-laki yang kuat bujang, kelak kau akan menjaga ibumu dan adik-adikmu"
Bujang menatap laki-laki itu, tangisannya berhenti.
"Iya ayah, aku akan menjadi kuat"
Hari-hari berlalu musim badai datang, desa tempat tinggal Bujang mengalami musibah krisis pangan, para warga kelaparan, hujan yang tak kunjung henti. Para nelayan tak punya pilihan selain melaut, satu dua nelayan beruntung mendapatkan hasil dan pulang dengan selamat meski keadaannya begitu parah, selebihnya tak kunjung pulang.
"Dinda, aku tak punya pilihan aku akan melaut dinda demi anak-anak kita, kita tak punya makanan lagi" jelas ayah Bujang.