Keempat, pengaruh terhadap struktur gender. Dakwah dapat mempengaruhi struktur sosial terkait gender. Dalam beberapa konteks, dakwah yang menekankan peran gender tradisional dapat memperkuat hierarki gender yang ada, mengokohkan peran yang lebih konservatif bagi perempuan. Namun, dakwah yang mempromosikan kesetaraan gender dapat membantu mengubah struktur sosial menuju distribusi kekuasaan yang lebih adil antara laki-laki dan perempuan.
Kelima, pembentukan identitas sosial dan hierarki kelompok. Dakwah dapat membentuk identitas sosial dan membagi masyarakat ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan afiliasi agama.Â
Dalam masyarakat yang sangat religius, hierarki sosial bisa muncul berdasarkan seberapa dekat seseorang mengikuti ajaran agama yang disebarkan melalui dakwah. Ini bisa menghasilkan struktur sosial yang mencerminkan hierarki religius, dengan kelompok yang dianggap lebih "saleh" memiliki status lebih tinggi.
Keenam, peran dalam konflik sosial dan koeksistensi. Dakwah juga dapat berdampak pada konflik sosial dan koeksistensi.Â
Jika dakwah mendorong eksklusivitas atau intoleransi, ini dapat memperkuat hierarki sosial yang membedakan antara "kami" dan "mereka," yang bisa menyebabkan konflik. Sebaliknya, dakwah yang menekankan toleransi dan saling menghormati dapat membantu mengurangi hierarki yang memisahkan dan mendorong koeksistensi yang lebih baik.
Dengan demikian, secara keseluruhan, dampak dakwah terhadap struktur sosial dan hierarki dalam masyarakat sangat bergantung pada cara dakwah dilakukan dan konteks sosial di mana dakwah itu terjadi.Â
Dakwah yang mendukung inklusivitas, kesetaraan, dan dialog dapat berkontribusi pada struktur sosial yang lebih adil dan harmonis, sementara dakwah yang mempromosikan eksklusivitas atau intoleransi dapat memperkuat hierarki sosial yang tidak seimbang dan memicu konflik. Oleh karena itu, penting bagi pendakwah untuk menyadari tanggung jawab mereka dalam membentuk dinamika sosial yang positif.
*Study Rizal Lolombulan Kontu (Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H