Dalam perspektif ilmu sosial, dakwah dikaji sebagai sebuah fenomena sosial yang kompleks dan dinamis. Dakwah tidak hanya dilihat sebagai penyampaian pesan agama, tetapi juga sebagai interaksi sosial yang melibatkan berbagai pihak, termasuk pendakwah (da'i-subjek dakwah), masyarakat (mad'u-objek dakwah), dan konteks sosialnya.
1. Peran Pendakwah dalam Interaksi Sosial
Peran pendakwah dalam interaksi sosial sangat signifikan karena mereka memiliki pengaruh yang besar dalam menyampaikan pesan-pesan agama dan membentuk dinamika sosial dalam masyarakat. Pendakwah tidak hanya bertindak sebagai penyampai ajaran agama, tetapi juga sebagai pemimpin, mediator, dan penghubung sosial.
Aspek penting dari peran pendakwah dalam interaksi sosial, antara lain adalah penyebar pesan agama; pembina komunitas; mediator dalam konflik soisal; pendidik dan pemberi nasehat; pembawa perubahan sosial positif; serta penyebar toleransi dan kerukunan antaragama.
Penyebar pesan agama yakni bahwa peran utama pendakwah adalah menyampaikan ajaran agama kepada masyarakat. Dalam hal ini, mereka bertindak sebagai jembatan antara ajaran agama dan kehidupan sehari-hari orang-orang di sekitarnya. Mereka memberikan pemahaman tentang prinsip-prinsip keagamaan, hukum, etika, dan nilai-nilai moral, membantu orang-orang untuk menjalani kehidupan yang sesuai dengan keyakinan agama.
Pembina komunitas yakni bahwa pendakwah juga memainkan peran sebagai pembina komunitas. Melalui aktivitas dakwah, mereka membantu membangun komunitas yang solid dan harmonis. Mereka sering kali mengorganisir kegiatan sosial, acara keagamaan, dan inisiatif amal yang mengumpulkan orang-orang dengan keyakinan yang sama. Dengan cara ini, pendakwah menciptakan lingkungan di mana orang-orang merasa terhubung dan didukung.
Mediator dalam konflik sosial yakni bahwa dalam situasi di mana ada konflik atau ketegangan sosial, pendakwah dapat berperan sebagai mediator. Mereka dapat menggunakan pengaruh mereka untuk mendorong dialog, rekonsiliasi, dan perdamaian. Dengan menekankan nilai-nilai agama yang mendorong toleransi, kasih sayang, dan saling menghormati, pendakwah dapat membantu mengurangi ketegangan dan memfasilitasi solusi yang damai.
Pendidik dan pemberi nasihat yakni bahwa pendakwah juga berperan sebagai pendidik dan pemberi nasihat. Mereka memberikan bimbingan kepada individu dan kelompok dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk keluarga, pekerjaan, dan hubungan sosial. Dengan menyampaikan ajaran agama dan memberikan nasihat praktis, pendakwah membantu orang-orang membuat keputusan yang bijaksana dan bertanggung jawab.
Pembawa perubahan sosial positif yakni bahwa pendakwah dapat menjadi agen perubahan sosial yang positif. Mereka sering kali mendorong orang-orang untuk terlibat dalam kegiatan sosial, amal, dan kerja sukarela. Dengan mempromosikan nilai-nilai keadilan sosial, pendakwah dapat membantu mengatasi ketidakadilan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Penyebar toleransi dan kerukunan antaragama yakni bahwa pendakwah juga berperan dalam mempromosikan toleransi dan kerukunan antaragama. Mereka dapat menggunakan pengaruh mereka untuk mendorong dialog antaragama dan memperkuat hubungan antar kelompok yang berbeda. Dengan menekankan nilai-nilai bersama dan menghormati perbedaan, pendakwah dapat membantu menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan harmonis.
Dengan demikian, peran pendakwah dalam interaksi sosial adalah multifaset. Mereka tidak hanya berperan dalam menyampaikan ajaran agama, tetapi juga dalam membina komunitas, memediasi konflik, memberikan pendidikan dan nasihat, serta mendorong perubahan sosial yang positif. Dengan peran ini, pendakwah memiliki potensi untuk memberikan dampak yang mendalam pada dinamika sosial dan membantu membentuk masyarakat yang lebih baik dan harmonis.
2. Respon Masyarakat terhadap Dakwah
Respon masyarakat terhadap dakwah bisa bervariasi berdasarkan sejumlah faktor, termasuk konteks budaya, latar belakang agama, pengalaman pribadi, dan cara dakwah dilakukan. Dakwah, sebagai penyebaran ajaran agama, dapat menimbulkan berbagai jenis respon yang mencerminkan dinamika sosial dan kultural di dalam masyarakat.
Aspek yang mempengaruhi respon masyarakat terhadap dakwah, antara lain adalah penerimaan positif; peningkatan komitmen keagamaan; respon skeptis atau netral; penolakan dan resistensi; ketegangan sosial dan konflik; serta transformasi sosial dan aksi kolektif.
Penerimaan positif maksudnya adalah banyak orang merespons dakwah dengan penerimaan positif, terutama jika dakwah tersebut relevan dengan nilai-nilai pribadi atau kebutuhan spiritual mereka. Dalam kasus ini, dakwah bisa menjadi sumber inspirasi dan bimbingan, membantu orang mengatasi masalah hidup atau mencari makna yang lebih dalam. Respon positif juga sering terjadi ketika dakwah dilakukan dengan pendekatan yang penuh kasih, inklusif, dan menghargai perbedaan.
Peningkatan komitmen keagamaan maksudnya adalah dalam beberapa kasus, dakwah dapat mendorong peningkatan komitmen keagamaan. Orang yang merespons dakwah dengan cara ini lebih terlibat dalam kegiatan keagamaan, seperti menghadiri tempat ibadah, mengikuti majelis taklim, atau berpartisipasi dalam kegiatan amal. Ini sering terjadi ketika dakwah memberikan panduan praktis dan relevan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Respon skeptis atau netral maksudnya adalah sebagian masyarakat merespons dakwah dengan skeptisisme atau netralitas. Respon ini bisa disebabkan oleh berbagai alasan, seperti kurangnya pemahaman, pengalaman negatif dengan agama, atau pandangan yang berbeda tentang nilai-nilai yang diusung oleh dakwah. Dalam beberapa kasus, orang-orang yang skeptis dapat didekati dengan cara yang lebih inklusif dan dialogis untuk mengurangi ketidakpercayaan.
Penolakan dan resistensi maksudnya adalah dakwah juga bisa menghadapi penolakan atau resistensi, terutama jika dianggap terlalu agresif atau tidak menghormati keyakinan atau budaya lokal. Penolakan bisa timbul jika dakwah dianggap mengancam nilai-nilai tradisional, menciptakan konflik, atau menimbulkan tekanan sosial. Dalam situasi ini, pendakwah harus mengadaptasi pendekatan mereka untuk mengurangi ketegangan dan membangun hubungan yang lebih positif dengan masyarakat.
Ketegangan sosial dan konflik maksudnya adalah dalam beberapa konteks, dakwah dapat memicu ketegangan sosial atau konflik, terutama jika dilakukan dengan cara yang ekstremis atau eksklusif. Ketika dakwah menjadi sumber polarisasi atau memicu sentimen anti-agama, ini bisa menyebabkan perpecahan dalam masyarakat. Pendakwah perlu sangat berhati-hati untuk menghindari pendekatan yang dapat memicu konflik dan, sebaliknya, fokus pada pesan perdamaian dan toleransi.
Transformasi sosial dan aksi kolektif maksudnya adalah dakwah dapat menjadi katalis untuk transformasi sosial dan aksi kolektif. Ketika dakwah mendorong nilai-nilai keadilan sosial, solidaritas, dan amal, masyarakat dapat merespons dengan keterlibatan yang lebih besar dalam kegiatan sosial dan aksi kemanusiaan. Ini bisa menghasilkan perubahan positif dalam struktur sosial dan dinamika masyarakat.
Dengan demikian respon masyarakat terhadap dakwah adalah cerminan kompleksitas dan keragaman manusia. Pendakwah (da'i) yang efektif adalah mereka yang mampu memahami dinamika ini dan menyesuaikan pendekatan mereka untuk mencapai masyarakat (mad'u) yang beragam. Dengan cara ini, dakwah dapat memiliki dampak positif yang signifikan dalam membentuk masyarakat yang lebih baik, toleran, dan penuh kasih.
*Study Rizal Lolombulan Kontu (Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H