3. Pendekatan Komunikasi dalam Studi Dakwah dan Interaksi Sosial
Pendekatan komunikasi dalam studi dakwah dan interaksi sosial adalah metode untuk memahami bagaimana pesan-pesan dakwah disampaikan, diterima, dan diinterpretasikan dalam berbagai konteks sosial. Dakwah, yang bertujuan untuk menyampaikan ajaran agama dan membimbing masyarakat menuju pemahaman yang lebih dalam tentang spiritualitas, melibatkan berbagai bentuk komunikasi.
Beberapa aspek kunci dari pendekatan komunikasi dalam studi dakwah dan interaksi sosial, yaitu:
Pertama, model komunikasi, yakni pendekatan komunikasi memanfaatkan berbagai model untuk memahami proses komunikasi dalam dakwah. Model dasar seperti model pengirim-pesan-penerima (sender-message-receiver) membantu menjelaskan bagaimana pesan dakwah disampaikan oleh pendakwah (da'i), dikodekan, dikirim melalui saluran tertentu, dan kemudian diterima serta diinterpretasikan oleh audiens. Model ini juga mencakup feedback, yang penting untuk interaksi dua arah.
Kedua, saluran dan media komunikasi, yakni komunikasi dalam dakwah dapat terjadi melalui berbagai saluran dan media, seperti ceramah, khutbah, pengajaran, buku, televisi, radio, dan media sosial. Pendekatan komunikasi mempelajari bagaimana setiap saluran memiliki karakteristik unik dan bagaimana masing-masing saluran memengaruhi penyebaran pesan dakwah. Misalnya, media sosial memungkinkan dakwah menjangkau audiens yang lebih luas dan global, sementara ceramah langsung memberikan interaksi yang lebih personal.
Ketiga, audiens dan segmentasi, yakni komunikasi dalam dakwah juga melibatkan pemahaman tentang audiens. Pendekatan komunikasi mempelajari segmentasi audiens, memahami karakteristik demografis, psikografis, dan budaya dari berbagai kelompok. Ini membantu da'i menyusun pesan yang relevan dan efektif bagi berbagai segmen masyarakat, termasuk remaja, orang dewasa, atau kelompok etnis tertentu.
Keempat, konten dan pesan, yakni pendekatan komunikasi menekankan pentingnya konten dan pesan dalam dakwah. Sisi ini mengevaluasi bagaimana pesan disusun, nilai-nilai apa yang disampaikan, dan bagaimana pesan tersebut sesuai dengan konteks sosial dan budaya. Pendekatan ini juga mencakup analisis retorika, yaitu cara penggunaan bahasa dan teknik persuasif untuk menyampaikan pesan dakwah secara efektif.
Kelima, interaksi sosial dan umpan balik, yakni komunikasi dalam dakwah tidak hanya satu arah, tetapi juga melibatkan interaksi sosial dan umpan balik. Pendekatan komunikasi mempelajari bagaimana da'i berinteraksi dengan audiens, mendengarkan tanggapan, dan menyesuaikan pesan berdasarkan umpan balik tersebut. Ini juga mencakup aspek hubungan interpersonal dan dinamika sosial dalam komunitas dakwah.
Keenam, komunikasi antarbudaya, yakni dalam konteks globalisasi dan keragaman budaya, komunikasi antarbudaya menjadi bagian penting dari dakwah. Pendekatan ini mempelajari bagaimana dakwah dapat disampaikan kepada audiens dengan latar belakang budaya yang berbeda, bagaimana mengatasi hambatan bahasa dan budaya, serta bagaimana membangun jembatan antarbudaya melalui komunikasi yang efektif.
Dengan demikian, pendekatan komunikasi dalam studi dakwah dan interaksi sosial memberikan kerangka kerja untuk memahami cara dakwah disampaikan, bagaimana pesan diinterpretasikan oleh audiens, dan bagaimana interaksi sosial terbentuk sebagai hasil dari proses komunikasi. Ini mencakup pemahaman tentang saluran komunikasi, konten pesan, interaksi sosial, dan komunikasi antarbudaya, yang semuanya penting untuk keberhasilan dakwah dalam masyarakat yang kompleks dan beragam.
*Study Rizal Lolombulan Kontu (Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)