Dalam konteks ilmu sosial, definisi dakwah sering kali dipahami sebagai upaya menyebarkan ajaran agama atau nilai-nilai keagamaan kepada masyarakat dengan tujuan untuk mempengaruhi sikap, perilaku, atau keyakinan mereka. Dakwah dalam perspektif ilmu sosial dapat dipandang sebagai salah satu bentuk interaksi sosial antara individu atau kelompok yang berperan sebagai pendakwah dan masyarakat yang menjadi target dakwah.
Definisi dakwah dalam ilmu sosial juga mencakup aspek studi tentang komunikasi antara pendakwah dan audiensnya, analisis dampak sosial dari pesan-pesan dakwah yang disampaikan, serta peran agama dalam membentuk struktur sosial dan pola interaksi dalam masyarakat. Sebagai objek kajian ilmu sosial, dakwah biasanya dianalisis dalam konteks dinamika sosial, perubahan nilai dan norma dalam masyarakat, serta bagaimana pesan-pesan dakwah diinterpretasikan dan diterima oleh berbagai kelompok sosial.
Dengan demikian, definisi dakwah dalam konteks ilmu sosial tidak hanya memperhatikan aspek agama atau kepercayaan, tetapi juga menyorot bagaimana dakwah berperan dalam membentuk relasi sosial, memengaruhi perubahan sosial, dan memainkan peran dalam membentuk identitas dan nilai-nilai dalam suatu masyarakat.
Dalam pada itu, dakwah memiliki peran yang signifikan dalam membentuk dinamika sosial masyarakat. Sebagai proses penyebaran ajaran agama dan nilai-nilai spiritual, dakwah mempengaruhi cara masyarakat berpikir, berperilaku, dan berinteraksi satu sama lain.
Beberapa cara dakwah mempengaruhi dinamika sosial masyarakat, yaitu:
Pertama, membangun solidaritas dan komunitas, yakni dakwah dapat menyatukan orang-orang berdasarkan keyakinan bersama. Melalui kegiatan keagamaan seperti pengajian, ceramah, dan acara komunitas, dakwah membantu membangun solidaritas dan rasa kebersamaan di antara individu yang berbagi keyakinan. Ini dapat menghasilkan komunitas yang kuat dan saling mendukung, menciptakan hubungan sosial yang erat.
Kedua, mendorong perubahan perilaku dan norma sosial, yakni dakwah sering kali berfokus pada moralitas dan etika, memberikan panduan tentang perilaku yang dianggap benar dan salah dalam konteks agama. Ketika pesan dakwah diterima dan diikuti oleh banyak orang, ini dapat mempengaruhi norma sosial dan perilaku dalam masyarakat. Misalnya, dakwah yang menekankan pentingnya kejujuran, kepedulian terhadap orang lain, dan menghindari perilaku destruktif dapat berkontribusi pada pembentukan masyarakat yang lebih etis dan moral.
Ketiga, mempromosikan pendidikan dan pengetahuan, yakni dakwah juga dapat menjadi alat untuk menyebarkan pendidikan dan pengetahuan. Melalui kegiatan dakwah, individu dan kelompok dapat didorong untuk belajar lebih banyak tentang agama, sejarah, budaya, dan ilmu pengetahuan lainnya. Ini dapat meningkatkan tingkat literasi dan pemahaman di dalam masyarakat, mendorong diskusi dan dialog yang lebih luas.
Keempat, menumbuhkan kesadaran sosial dan keterlibatan masyarakat, yakni dakwah yang berfokus pada nilai-nilai sosial seperti keadilan, kasih sayang, dan kesetaraan dapat meningkatkan kesadaran sosial dalam masyarakat. Ini dapat mendorong keterlibatan dalam kegiatan sosial, seperti amal, kerja sukarela, dan advokasi untuk isu-isu keadilan sosial. Dengan demikian, dakwah dapat menjadi katalis untuk tindakan positif di tingkat masyarakat.
Kelima, mengatasi konflik dan mempromosikan perdamaian, yakni dakwah juga dapat berperan dalam mengatasi konflik dan mempromosikan perdamaian. Dengan menekankan nilai-nilai seperti toleransi, saling menghormati, dan dialog antaragama, dakwah dapat membantu mengurangi ketegangan sosial dan mendorong kerukunan di antara kelompok-kelompok yang berbeda. Dalam konteks masyarakat yang beragam, dakwah yang berfokus pada perdamaian dapat menjadi jembatan antara kelompok-kelompok yang berbeda.
Keenam, mempengaruhi identitas dan kesadaran kolektif, yakni dakwah memainkan peran penting dalam membentuk identitas keagamaan dan kesadaran kolektif dalam masyarakat. Dengan menyatukan orang-orang di sekitar keyakinan dan nilai-nilai bersama, dakwah dapat membantu membangun identitas yang kuat dan kesadaran akan tujuan bersama. Hal ini dapat mempengaruhi dinamika sosial dengan menciptakan rasa tujuan dan arah yang jelas dalam masyarakat.