Penerapan tarif tersebut selain diharapkan dapat memangkas defisit perdagangan antara kedua belah pihak, tetapi juga ditujukan untuk menghentikan rencana Beijing untuk mendominasi industri teknologi canggih di bawah cetak biru "Made in China 2025."
Menurut Amerika Serikat, strategi ini merupakan kecurangan yang dilakukan China untuk mengambil alih secara paksa penguasaan teknologi mereka melalui program investasi dan akuisisi yang digalakkan perusahaan-perusahaan China di negara Barat beberapa tahun terakhir. Praktik tersebut dianggap sebagai pencurian kekayaan intelektual yang dilakukan oleh China secara nyata.
Para Ahli mengatakan bahwa apa yang dilakukan China adalah upaya untuk mengambil alih dominasi Barat dalam teknologi dan berusaha untuk menjadi penguasa pasar dalam industri teknologi canggih. Selain penerapan tarif terhadap sektor strategis China, Pemerintah Amerika Serikat juga mengeluarkan aturan baru yang membatasi kepemilikan investor China dalam industri teknologi yang mereka anggap penting.
Perusahaan-perusahaan dengan 25 persen kepemilikan China dibatasi untuk mengakuisisi perusahaan-perusahaan teknologi Amerika Serikat. Pembatasan ini tentunya merupakan upaya Amerika Serikat untuk memotong akses China untuk bisa masuk ke industri teknologi mereka.
Kebangkitan Huawei Ancaman bagi Amerika Serikat
Huawei adalah salah satu contoh perusahaan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi China yang menjadi pelopor strategi Made in China 2025. Saat ini Huawei telah beroperasi di 170 negara di dunia dengan 180.000 karyawan.
Merujuk data IHS Markit, pada tahun 2017 Huawei telah menjadi vendor infrastruktur jaringan telekomunikasi terbesar di dunia. Pangsa pasar Huawei telah melampaui Ericsson dan Nokia. Huawei menguasai 28 persen pangsa pasar infrastruktur jaringan telekomunikasi di dunia, sedangkan Ericsson menguasai 27 persen, dan Nokia 23 persen.
Selain itu Huawei adalah produsen ponsel terbesar kedua di dunia saat ini di bawah Samsung dan juga telah  mengembangkan bisnis teknologi canggih lainnya seperti perangkat pintar, layanan cloud, dan artificial intelligence. Sebagai salah satu perusahaan andalan China di sektor teknologi, Huawei memainkan peran kunci dalam ambisi negara untuk menjadi negara adidaya di bidang teknologi. Huawei telah menjadi pionir dalam mengembangkan teknologi 5G dan mendukung rencana utama China untuk mendominasi peluncuran jaringan nirkabel super cepat.
Amerika Serikat sejak awal 2018 telah melarang penggunaan peralatan Huawei dalam jaringan komunikasi dan menyerukan agar pemerintah negara lain untuk mengikutinya. Namun demikian, di semua bagian dunia, bahkan di Amerika, pasar untuk produk Huawei telah berkembang selama tiga tahun terakhir.
Untuk mempersempit ruang gerak Huawei, Amerika Serikat juga menghentikan kemitraan penelitian antara Huawei dengan universitas-universitas di Amerika Serikat. Innovation Research Program milik Huawei saat ini bekerja sama dengan lebih dari 200 universitas di dunia, dan belasan diantaranya berada di Amerika Serikat.
Tuduhan bahwa Huawei membawa ancaman kepada keamanan nasional Amerika Serikat memang bukan hal yang baru. Akan tetapi pada tahun 2018, pemerintah Amerika Serikat semakin tegas dalam mempersempit ruang gerak Huawei termasuk dengan penangkapan Meng Wanzhou selaku CFO Huawei belum lama ini.