Di atas itu semua, menjadi sangat jelas bahwa terdapat kesamaan dan saling-mempengaruhi antara kebudayaan di Nusantara dan di China. Relasi dan kemiripan antara keduanya hingga hari ini masih meninggalkan jejak, mulai dari pengetahuan lokal, artefak, konsep hunian, hingga manuskrip sejarah dan cerita tutur yang tersimpan di tengah masyarakat.Â
Temuan atau kesimpulan dari kajian sejarah ini bisa menjadi modal bagi kedua belah pihak untuk bersinergi, saling belajar dan memperkuat antara satu dengan lainnya. Hari ini masyarakat dunia membutuhkan bangsa-bangsa yang kuat namun sekaligus memiliki kepedulian terhadap nasib sesama.
(Pengamatan Masjid Agung Demak dan Masjid Niujie Beijing)
* * *
Ali Romdhoni, MA.
Kepala Pusat Kajian Ekonomi, Sosial, dan Budaya PPI TiongkokÂ
Wakil Rais Syuriah Pengurus Cabang Istimewa NU TiongkokÂ
Dosen Universitas Wahid Hasyim Semarang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H