Tantangan Millenials Indonesia di Luar Negeri
Tantangan terbesar millenials Indonesia di luar negeri sebenarnya bukan pada millenials itu sendiri, namun lebih kepada pandangan masyarakat terhadap millenials Indonesia yang sedang ada di luar negeri.Â
Pelajar, Mahasiswa, dan  Masyarakat Indonesia yang termasuk golongan millenials dan sedang berada di luar negeri sering dianggap sebagai pemuda bangsa yang rentan akan degradasi nilai-nilai Pancasila karena berada di negara-negara yang memiliki ideologi berbeda.
Contohnya, berita penanaman idelogi komunis kepada mahasiswa Indonesia di Tiongkok. Berita miring ini sangat mengecewakan karena menjadi viral di media sosial dan diketahui khalayak luas mengenai penanaman ideologi komunis pada millenials Indonesia.Â
Hal tersebut menciptakan pandangan negatif bagi para pelajar yang sedang menuntut ilmu di Negeri Tirai bambu.
Pada kenyataannya, mahasiswa Indonesia di Tiongkok selalu memegang teguh nilai-nilai Pancasila dan mematrikannya pada diri masing-masing dalam bingkai NRKI. Sehingga, pengamalan-pengamalan Pancasila selalu menjadi prioritas utama bagi para millenials di Indonesia.
Berita miring tentang kebebasan beribadah pun menjadikan ini sebuah tantangan bagi para pelajar Indonesia di negara tersebut.Â
Pada kenyataanya, millenials Indonesia di Tiongkok tetap bisa mengamalkan sila pertama di Tiongkok selama sesuai dengan tempat dan mematuhi peraturan-peraturan lokal yang berlaku. Contohnya seperti salat di masjid bagi yang muslim atau ditempat ibadah masing-masing bagi yang non-muslim.
Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa belajar di luar negeri adalah sebuah tantangan besar bagi para millenials karena mudahnya arus informasi pemahaman-pemahaman ideologi lain masuk ke diri mereka.
Oleh karenanya, diperlukannya pondasi yang kuat bagi para millenials di luar negeri untuk terus mengedepankan nilai-nilai Pancasila dan menjadi millenials Pancasilais.
Fadlan Muzakki