Mohon tunggu...
Siti Sakinah
Siti Sakinah Mohon Tunggu... Lainnya - Vocational Student of IPB University | Undergraduate Communication Digital and Media

Penulis amatir dengan hasrat besar dalam dunia tulis-menulis. I hope my writing can be useful and have a positive impact. Thanks for visiting and reading my post. Sweet regards, Sakinah

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Ruang Publik dan Fenomena Pilpres 2024, Apa Kaitannya?

23 Februari 2024   15:53 Diperbarui: 23 Februari 2024   21:12 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Interaksi di Media Online. Sumber: Freepik.com.

Salah satu peristiwa politik yang paling dinantikan oleh masyarakat Indonesia adalah pemilihan umum presiden (Pilpres). 14 Februari kemarin, kita telah menggunakan hak kita untuk memilih pemimpin negara pada Pemilu 2024. 

 Tiga paslon; Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo, bersaing dalam pemilihan presiden 2024. Media online, sebagai ruang publik baru, memainkan peran penting dalam menyebarkan informasi, opini, dan propaganda terkait pemilihan presiden 2024. Media online juga memberi orang kesempatan untuk berbicara, berinteraksi, dan berpartisipasi dalam proses politik. Media online, di sisi lain, juga dapat menyebabkan penyebaran hoaks karena banyaknya buzzer, ujaran kebencian, dan polarisasi.

Media Baru, Ruang Publik, dan Media Online

Media baru (new media) merupakan istilah yang mengacu pada media yang menggunakan teknologi digital, khususnya internet, sebagai sarana penyampaian dan penerimaan informasi, hiburan, dan komunikasi. Salah satu ciri media baru adalah munculnya sosiologi internet -- hubungan antara makhluk hidup yang melibatkan internet sebagai sumber informasi dan komunikasi. Konsep utama pada sosiologi internet yaitu adanya ruang publik atau public space.

Menurut Simarmata pada jurnalnya yang berjudul "Media Baru, Ruang Publik, dan Transformasi Komunikasi Politik di Indonesia" tahun 2014, ruang publik pada media baru merupakan ruang komunikasi yang terbentuk melalui penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, khususnya internet dan media sosial, yang memungkinkan partisipasi, interaksi, dan deliberisasi publik secara lebih luas, cepat, dan murah. 

Jati berpendapat dalam jurnalnya pada tahun 2016, bahwa ruang publik pada media baru memiliki karakteristik yang berbeda dengan ruang publik konvensional, seperti lebih inklusif, dinamis, multikultural, dan transnasional. Ruang publik adalah sebuah wilayah, dimana opini dan gagasan dapat dibentuk.

Salah satu bentuk dari media baru adalah media online. Media online adalah media yang menggunakan internet sebagai saluran komunikasi. Media online mencakup media sosial, situs berita online, blog, podcast, video, dan lain-lain. Media online memiliki berberapa karakteristik yang membedakannya dengan media konvensional, seperti kecepatan, interaktivitas, partisipatif, dan multimedial. Media online juga memiliki cakupan yang luas dan dapat diakses oleh siapa saja, kapan saja, dan di mana saja.

Media Online dan Politik Indonesia

Media online memiliki pengaruh besar terhadap dinamika politik dan persepsi masyarakat dalam Pilpres 2024. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada bulan Januari 2024, sebanyak 72% responden mengaku mendapatkan informasi tentang Pilpres 2024 dari media online, sementara hanya 28% yang mendapatkan informasi dari media konvensional. 

Survei ini juga menunjukkan bahwa media online menjadi sumber utama informasi bagi kelompok usia muda (18-34 tahun), sedangkan media konvensional lebih diminati oleh kelompok usia tua (55 tahun ke atas).

Media online, dapat memberikan pengaruh terhadap dinamika politik dan persepsi masyarakat dalam fenomena Pilpres 2024. Diantaranya adalah:

Membentuk Agenda Publik

Media online dapat mempengaruhi apa yang menjadi topik pembicaraan dan perhatian publik terkait dengan Pilpres 2024. Media online dapat memilih, menyoroti, dan menekankan isu-isu tertentu yang dianggap penting atau menarik, dan mengabaikan atau mengecilkan isu-isu lain yang dianggap kurang penting atau menarik (disebut agenda setting). 

Media online sering mengangkat isu-isu yang berkaitan dengan popularitas, elektabilitas, dan kinerja calon presiden, serta isu-isu yang bersifat sensasional, skandal, dan konflik. Hal ini dapat mempengaruhi prioritas dan preferensi publik dalam menentukan pilihan politik mereka.

Contoh media online dapat membentuk agenda publik, yakni pada bulan Februari 2024, media online memberitakan tentang adanya dugaan korupsi yang melibatkan salah satu calon wakil presiden, yaitu Muhaimin Iskandar. Dikabarkan bahwa Muhaimin Iskandar diduga menerima suap terkait proyek pembangunan infrastruktur di beberapa daerah. Hal ini menimbulkan kontroversi dan kritik dari berbagai pihak, termasuk dari lawan politiknya. Isu tersebut dapat mempengaruhi prioritas dan preferensi publik dalam menentukan pilihan politik mereka. 

Membentuk Politik Publik

Media online dapat mempengaruhi bagaimana publik berperilaku. Media online dapat memberikan dorongan, motivasi, atau insentif bagi publik untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan tertentu yang berkaitan dengan Pilpres 2024. Proses ini disebut sebagai priming. 

Contohnya, media online sering mengajak, mengimbau, atau mengingatkan publik untuk menggunakan hak pilih mereka dalam Pilpres 2024, atau untuk menghindari golput (golongan putih). Media online juga sering memberikan informasi, panduan, atau tips tentang cara memilih, cara mencoblos, atau cara mengawasi proses pemilu. Hal ini dapat mempengaruhi partisipasi politik publik, seperti pemilihan dan pemungutan suara.

Media online sebagai salah satu bentuk dari ruang publik media baru, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dinamika politik dan persepsi masyarakat dalam Pilpres 2024. Media online dapat membentuk agenda, opini, dan perilaku publik terkait dengan Pilpres 2024, baik secara positif maupun negatif. 

Oleh karena itu, publik perlu bersikap kritis, selektif, dan bertanggung jawab dalam mengonsumsi dan berkomunikasi melalui media online. Publik juga perlu memanfaatkan media online sebagai sarana untuk mendapatkan informasi yang akurat, objektif, dan bermutu, serta untuk berpartisipasi dalam proses demokrasi yang sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun