Mohon tunggu...
Santuso
Santuso Mohon Tunggu... Guru - pendidik generasi khoiru ummah

Hai, salam kenal! Saya Santuso, seorang pemuda yang sedang belajar menjadi penulis, linguis, jurnalis, aktivis, dan pendidik Islam ideologis. Konten blog ini saya tulis untuk berbagi inspirasi, informasi, stori, dan nasihat islami. Bila bermanfaat, silakan disebarluaskan. Terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

7 Fakta Kehidupan Masyarakat Pesisir

3 September 2020   13:11 Diperbarui: 27 Mei 2021   11:39 3004
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Didik Budiono on YouTube

Masyarakat pesisir merupakan masyarakat yang umumnya mencari nafkah dengan memanfaatkan laut dan isinya. 

Mereka tiap hari sangat erat dengan sesuatu yang berhubungan dengan laut, baik secara langsung (seperti menjadi nelayan) maupun tidak langsung (seperti menjadi tengkulak ikan segar). 

Oleh sebab itu, masyarakat pesisir memiliki corak kehidupan unik yang membedakan dengan masyarakat lain. Seperti apa kehidupan masyarakat pesisir itu? 

Berikut ini rangkumannya berdasarkan fakta yang saya temui di lapangan.

1. Tahu Pasang Surut Air Laut

Ketika kita belajar tentang dampak dari aktivitas bumi dan bulan pada mapel IPA, kita pastinya familiar dengan fenomena pasang surut air laut. Nah, masyarakat pesisir paham betul tentang fenomena ini. Pada dasarnya, fenomena ini terjadi setiap hari. 

Meskipun begitu, masyarakat pesisir memahami betul kapan waktunya air laut surut biasa dan kapan surut sekali (surut sekali = air laut surut sampai belasan meter dari bibir pantai). 

Begitu pula, mereka memahami betul kapan waktunya air laut pasang, baik pasang biasa maupun pasang hebat (pasang hebat = air laut sampai membanjiri rumah mereka). Dua fenomena ini memiliki dampak masing-masing bagi mereka.

Baca juga : Opini: Apakah Menggunakan Metode Hutan Mangrove Dapat Efektif dalam Penanganan Mitigasi Tsunami di Wilayah Pesisir?

2. Dampak Purnama

Peristiwa bulan purnama mempunyai pengaruh tersendiri bagi setiap orang. Bagi kita, bulan purnama adalah saat kita bisa menyaksikan langit malam yang terang. Namun, bagi nelayan, purnama adalah waktunya libur dari melaut. 

Pasalnya, pada saat itu, ikan-ikan tidak menampakkan dirinya ke permukaan laut sehingga membuat nelayan kesulitan menangkap ikan seperti biasanya.

Banyak nelayan kecil yang libur saat menjelang bulan purnama sampai beberapa hari setelah purnama. Namun, nelayan besar (dengan perahu besar) masih melaut. Alhasil, tangkapan ikan saat itu hanya bergantung pada nelayan besar sehingga jumlah ikan yang tersedia menjadi lebih sedikit dari biasanya. Karena permintaan banyak, harga ikan pun jadi lebih mahal. Hal ini berlangsung sekitar 1 pekan setiap bulannya.

3. Hasil Tangkapan Ikan Saat Ini

Orang-orang dahulu mungkin pernah bercerita kepada kita bahwa pada zaman dahulu hasil tangkapan ikan melimpah. Adapun saat ini, mereka mengeluh karena hasil tangkapan ikan kini semakin sedikit. 

Jika ingin introspeksi diri, tentunya mereka harus sadari bahwa banyaknya aktivitas masyarakat yang buang sampah dan limbah ke laut serta penggunaan alat tangkap ikan yang tidak ramah lingkungan adalah penyebab utamanya.

Baca juga : Implikasi Zona Gempa Bumi di Jawa Barat, Pesisir Selatan Rawan Tsunami

4. Konsumtif

Sudah menjadi rahasia umum bahwa karakter masyarakat pesisir pada umumnya adalah konsumtif. Mereka sangat royal dengan suka membeli barang. Hal itu semakin royal lagi pada momen tertentu, seperti menjelang hari raya dan saat hasil tangkapan ikan melimpah. 

Sebaliknya, saat keadaan sedang sulit karena laut sedang tidak bersahabat, mereka akan hidup hemat sebisa mungkin atau bahkan menjual barang-barang mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup.

5. Bibir Pantai yang Menguntungkan

Berlayar ke laut pada umumnya hanya untuk para laki-laki yang memiliki kapal saja. Bagi laki-laki yang tidak punya perahu atau bagi para wanita, tempat mereka mencari protein adalah di bibir pantai. Cukup dengan membawa sendok dan baskom, mereka bisa mencari kerang dengan cara mengeruk pasir. Mereka juga bisa mencari tiram atau hewan kecil tinggi protein lainnya.

6. Jam Kerja Nelayan 

Bila pada umumnya orang berangkat bekerja pada pagi hari, beda halnya dengan nelayan. Mereka berangkat untuk melaut pada malam hari dan mereka akan pulang ke darat menjelang siang hari. Hal itu terus mereka lakukan selama laut bersahabat dan menghasilkan ikan.

Baca juga : Pembangunan Wilayah Pesisir Berbasis Mitigasi Bencana

7. Yang Paling Kaya

Jika petani adalah pihak yang berjasa dalam menyediakan pangan, maka nelayan adalah pihak yang berjasa dalam menyediakan ikan segar. Meski begitu, tetap saja pihak yang paling di-kaya-kan bukanlah mereka, melainkan tengkulak besar.

Para tengkulak besar inilah yang membeli dengan memborong dari pihak pertama. Akibatnya, mereka bisa menentukan harga yang lebih mahal dua kali lipat dari aslinya. Apalagi bagi nelayan, tengkulak adalah orang yang berjasa yang telah membantu mereka dalam menyediakan alat tangkap ikan secara gratis. Konsekuensinya, mereka mau tidak mau harus menjual ikan tangkapan mereka kepada tengkulak tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun