Kita pastinya sudah mengetahui bahwa kitab yang diturunkan kepada Muhammad Saw yaitu Al-Quran merupakan mu'jizat terbesar yang pernah ada.Â
Namun, pernahkah kita berpikir mengapa hanya Al-Qur'an yang menjadi mu'jizat, sedangkan kitab-kitab yang diturunkan kepada nabi-nabi sebelumnya tidak disebut mu'jizat? Mengapa pula Al-Qur'an disebut sebagai mu'jizat terbesar? Berikut penjelasannya.
Al-Qur'an sebagai Mu'jizat
Jika ada yang mengatakan bahwa mu'jizat adalah suatu keajaiban, maka pendapat itu tidak sepenuhnya tepat. Pasalnya, kemu'jizatan Al-Qur'an tidak sama seperti kemukjizatan yang dimiliki oleh nabi-nabi sebelumnya yang terdengar ajaib.Â
Untuk memahami secara lengkap tentang maksud Al-Qur'an sebagai mu'jizat, ada dua hal yang harus kita pahami terlebih dahulu, yaitu dari aspek definisi dan aspek sejarah turunnya mu'jizat itu.
Baca juga : Ada Mujizat dalam Bersyukur, Benarkah?
Pertama dari aspek definisi, mu'jizat secara bahasa berarti i'jaz (melemahkan). Orang atau pelaku yang bisa melemahkan disebut mu'jiz. Kalau pelaku tersebut kemampuan melemahkannya melebihi lawan-lawannya, maka disebut mu'jizat. Dinamakan mu'jizat karena manusia di hadapan mu'jizat ini menjadi lemah (tidak mampu) mendatangkan hal yang semisal / serupa.
Kedua dari aspek sejarah, jika ditinjau dari sejarah diturunkannya Al-Qur'an, pada saat itu sastra Arab sedang mencapai puncak kejayaannya. Hal ini membuat masyarakat Arab pada saat ini mempelajari dan membanggakan syair Arab.
Berdasarkan kedua aspek ini, kita bisa mengetahui maksud Al-Qur'ran menjadi mu'jizat yaitu Al-Qur'an mampu mengalahkan atau melemahkan syair Arab sehingga membuat ayat-ayat dalam Al-Qur'an lebih bagus dan lebih indah dari pada syair-syair Arab yang telah dibanggakan oleh masyarakat Arab pada saat itu.Â
Baca juga : Melihat Keselarasan Nilai Pancasila dengan Al Quran
Untuk menunjukkan kemu'jizatannya, Allah Swt menantang siapa saja yang tidak percaya Al-Qur'an adalah kalamullah untuk membuat syair-syair yang semisal Al-Qur'an.