SHOLAT merupakan rukun Islam yang kedua. Ibadah ini selalu dilakukan oleh kaum muslim setidaknya lima kali dalam sehari. Untuk itu, ibadah ini sangat melekat bagi kita. Ibadah ini memiliki aturan yang lengkap. Aturan tersebut telah dijelaskan dalam kitab-kitab fiqih sholat. Kitab-kitab fiqih tersebut di antaranya membahas syarat sah sholat, syarat wajib sholat, rukun sholat, termasuk gerakan sholat.
Namun, ada juga kaum muslim yang belum mempelajarinya secara keseluruhan. Hal itu membuat mereka hanya mengikuti gerakan-gerakan sholat pada umumnya, seperti gerakan menganggkat tangan saat takbirotul ihrom, bersedekap, gerakan rukuk, berdiri tegap saat i'tidal, gerakan sujud, dan seterusnya.
Mereka menganggap bahwa selain gerakan tersebut maka akan membuat sholat menjadi batal. Bagaimana pun juga keadaannya, jika ada gerakan lain, maka akan membuat sholat menjadi batal.
Pemahaman seperti ini tidak sepenuhnya benar. Pasalnya, ternyata terdapat penjelasan dari para ulama terkait gerakan lain dalam sholat karena sebab-sebab tertentu. Gerakan lain tersebut tentunya tidak membatalkan sholat.
Berikut ini beberapa gerakan lain dalam sholat yang diperbolehkan karena sebab-sebab tertentu dan hukumnya sah.
1. Menutup aurat yang tersingkap
Salah satu syarat sah sholat adalah menutup aurat. Apabila ada suatu keadaan yang membuat aurat tersingkap karena tertiup angin / kipas angin atau sengaja dibuka oleh anak kecil, maka dalam keadaan ini orang tersebut wajib menggerakkan tangannya untuk menutup aurat yang terbuka tersebut.
2. Menghilangkan atau menghindari najis
Bila sholat sedang berlangsung, kemudian kita tiba-tiba songkok atau peci kejatuhan najis, maka dalam hal ini kita wajib melepas songkok tersebut. Begitu pula jika kita baru mengetahui bahwa ada najis di tempat sholat, maka kita harus bergeser ke samping yang tidak najis.
3. Maju atau berjalan ke shof depan saat sedang kosong
Saat ada makmum di shof depan (misal: di shof pertama) mundur dikarenakan sebab tertentu seperti wudhu-nya batal, maka bagian di shof tersebut menjadi kosong. Dalam keadaan seperti ini, makmum yang ada di belakangnya (yaitu di shof kedua) boleh maju atau berjalan menuju ke shof depan yang kosong tersebut. Keadaan ini juga berlaku saat imam sholat mundur sebab wudhu-nya batal atau sebab lainnya.
4. Mendekati sutrah
Saat kita sholat di masjid, namun di sana ada orang lain yang berlalu lalang (karena mereka sudah selesai sholat), dalam keadaan seperti ini kita diperbolehkan berjalan mendekati sutrah. Bahkan, hal ini wajib dilakukan bagi mazhab tertentu.
5. Menggerakkan tangan menghalangi orang lewat di depan kita
Meskipun sudah menghadap sutrah atau memasang sutrah sendiri (seperti meletakkan tas, jaket, kursi, dan sebagainya), ada juga ditemui orang masih lewat di depan seseorang yang sedang sholat. Dalam keadaan seperti ini, orang yang sedang sholat tersebut boleh mengulurkan tangannya ke depan guna untuk mencegah orang lain lewat di depannya.
6. Beralih menghadap kiblat
Saat kita sedang sholat di dalam kendaraan, pastinya kita menghadap kiblat. Namun, bisa jadi dalam beberapa waktu berikutnya kendaraan tersebut berbelok atau semacamnya sehingga mengalihkan kita dari arah kiblat. Selama kita bisa bergeser menuju ke arah kiblat, maka kita harus mengalihkan badan kita menghadap kiblat.Â
Aturan ini juga berlaku saat kita baru menyadari arah kiblat yang benar sedang kita dalam keadaan sholat. Dalam keadaan seperti ini, maka kita harus mengalihkan tubuh kita ke arah kiblat yang benar, sebagaimana yang telah dilakukan oleh para sahabat saat baru mendengar arah kiblat telah berganti dari Masjidil Al-Aqsa menuju ke Ka'bah.
7. Menarik jamaah di samping agar merapatkan shof
Saat kita menemui shof di samping kita longgar, maka kita diperbolehkan menarik jamaah di samping agar merapatkan shof.
8. Menggendong anak kecil
Menggendong anak kecil saat sedang sholat itu boleh. Aktivitas ini juga pernah dilakukan oleh Rasulullah Saw. Beliau pernah menggendong Umamah binti Zainab. Dengan catatan, anak kecil yang digendong itu tidak dalam keadaan najis. Caranya yaitu menggendongnya saat dalam keadaan berdiri tegap dan meletakkan ke lantai saat sedang rukuk dan sujud. Jadi, jangan lagi membiarkan anak menangis karena sedang sholat ya.
9. Mematikan ponsel yang berdering
Sebisa mungkin kita sholat dengan khusyu' dan menghindari hal-hal yang membuat sholat tidak khusyu'. Jika ternyata ponsel berdering, maka kita diperbolehkan mematikan ponsel tersebut agar suara deringan tersebut tidak mengganggu ke-khusyu'an sholat kita.
Selain sembilan contoh gerakan di atas, masih ada gerakan-gerakan lain dalam sholat yang diperbolehkan dan tidak membatalkan sholat. Penjelasan lebih lengkapnya bisa dipelajari di kitab-kitab fiqih sholat. Tulisan ini saya buat dengan tujuan agar kita bisa bertindak dalam keadaan sholat saat terjadi sesuatu. Semoga setelah mengetahui hal ini, sholat kita bisa lebih sempurna dari sebelumnya.
Artikel ini juga diterbitkan di blog pribadi saya
mistertuso.blogspot.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H