Mohon tunggu...
strider hiryu
strider hiryu Mohon Tunggu... -

Pembela kebenaran

Selanjutnya

Tutup

Politik

Abraham Samad dan Bambang Widjojanto Belum Menyerah Merusak KPK dari Dalam

20 Februari 2015   04:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:51 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dilingkungan KPK ada dua reaksi yang bertolak belakang pada saat diumumkannya pemecatan sementara Samad dan Bambang W oleh Presiden Jokowi sekaligus penunjukan Pelaksana tugas sementara pimpinan KPK.

Reaksi pertama ditunjukkan oleh pegawai KPK, baik yg di lingkungan penindakan maupun non penindakan yang benar-benar prihatin melihat kelakukan Samad dan Bambang beserta antek2nya yang sudah merusak KPK. Reaksinya berteriak kegirangan dan bersyukur karna harapan untuk mengembalikan martabat dan kehormatan KPK ada di depan mata.

Reaksi berlawanan ditunjukkan kelompok Samad, Bambang dan anteknya, yaitu ketakutan, kekhawatiran dan kecemasan. Mereka yang masuk golongan kedua ini amat kenal sepak terjang seorang Ruki dan senoaji yang sakleg dan lurus seperti rel kereta api.

Konsolidasi dilakukan oleh kelompok Samad dan Bambang, termasuk Johan Budi didalamnya.

konsolidasi? Ya konsolidasi. Ada beberapa konsolidasi yang meraka merasa perlu melakukan.

Konsolidasi pertama adalah berusaha melakukan pengkondisian para pejabat struktural (termasuk ke Pandi dan Zulkarnaen) untuk mengatur bagaimana caranya ketua KPK sementara harus dipegang oleh Johan Budi dan berusaha sekuat tenaga dengan berbagai cara agar Ruki tidak terpilih sebagai Ketua KPK sementara.

Tujuannya agar Ruki tidak kuat dan memiliki kewenangan yang berarti untuk mengembalikan kondisi KPK seperti saat jilid satu, dengan alasan KPK sekarang sudah beda, entah apa yang dimaksud KPK sekarang sudah beda.

Konsolidasi kedua adalah menghancurkan, menghilangkan dan menghapus semua data-data kasus terutama kasus-kasus lain yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi yang secara ngawur selama ini mereka lakukan.

Berkas-berkas berkaitan penanganan Djoko Soesilo, Miranda Goeltom, Tubagus Wawan, Anggie, SDA, Anas dan Hadi Poernomo menjadi konsentrasi penyidik busuk KPK yang harus dihilangkan terlebih dahulu.

Termasuk berkas-berkas yang berkaitan dengan BG yang jelas dan terang benderang tidak pernah ada alat bukti sama sekali.

Mereka sangat ketakutan seandainya "permainanan" mereka terbongkar oleh Ruki dan Senoaji

Bahkan Di group internal KPK sudah mulai banyak yang mengirimkan berita kutipan dari media online terkait berita yg menyebutkan alasan-alasan kenapa TR dan Indriyanto Seno Aji diragukan pimpin KPK

Bahkan ada rencana konsolidasi pegawai dan rencananya mau mengajukan pakta integritas dan deklarasi buat Pelaksana pejabat sementara Pimpinan yang baru dan semua Pegawai yang mengatur atas perintah dan arahan dari Samad dan Bambang W.

Hal tersebut terjadi karna sistem kepemimpinan saat ini di  KPK tidak jalan sehingga pegawai seenak2nya saja begitu. Ada pegawai yang mengajukan ke setneg agar pada saat pelantikan bisa tanda tangan pakta integritas itu di istana.

Bahkan ada kelompok yang menamakan diri sebagai "kelompok aliran garis keras KPK" yang dipimpin oleh Novel Baswedan yanh sudah siap melawan kebijakan TR apabila keluar dari jalur kebijakan "AS n BW" .

Mereka masih membawa Senjata dengan ijin tahun 2013 dan sudah habis ijinnya ditahun 2014 serta tidak diperpanjang yang seharisnya sudah dikembalikan ke KPK.

Loyalis Samad dan Bambang W melakukan semua hal-hal tersebut karna mereka telah mengalami proses pencucian otak oleh Samad dan Bambang W yang terindikasi jaringan terorisme, yang tidak perduli jika KPK rusak, Polri rusak bahkan jika Republik Indonesia rusak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun