Mohon tunggu...
Stress Management Indonesia
Stress Management Indonesia Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mental Health Company

Neuroscience, Holistic, and Humanistic solution centre with the healthy start from home based programme. HappySelf by Stress Management Indonesia: https://www.kompasiana.com/happyself

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

#HariDisabilitasSedunia2024: Dunia Ramah Disabilitas, Tak Hanya Fasilitas!

3 Desember 2024   12:09 Diperbarui: 3 Desember 2024   12:15 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap tanggal 3 Desember, dunia memperingati Hari Disabilitas Sedunia sebagai momen penting untuk meningkatkan kesadaran akan hak dan kesejahteraan penyandang disabilitas di seluruh dunia. Tahun ini, tema yang diusung adalah "Amplifying the Leadership of Persons with Disabilities for an Inclusive and Sustainable Future" atau "Memperkuat Kepemimpinan Penyandang Disabilitas untuk Masa Depan yang Inklusif dan Berkelanjutan" yang mengajak kita merenungkan bagaimana menciptakan dunia yang lebih ramah, inklusif, dan adil untuk semua.

Tahukah kamu? Penyandang disabilitas bukanlah kelompok kecil. Angkanya mencapai 1,3 miliar orang, atau sekitar 16% dari populasi global. Mereka menghadapi beragam tantangan, mulai dari diskriminasi sosial hingga akses terbatas ke pendidikan, pekerjaan, dan layanan kesehatan---khususnya di negara berkembang. Di Indonesia, jumlah penyandang disabilitas mencapai 22,97 juta orang, atau sekitar 8,5% dari total populasi. Sebagian besar dari mereka adalah lansia, tetapi disabilitas juga dapat ditemukan di semua kelompok usia.

Namun, tantangan terbesar yang kerap dihadapi bukan hanya soal fasilitas, melainkan stigma. Diskriminasi sosial dan pandangan negatif terhadap penyandang disabilitas menciptakan efek domino yang memengaruhi kesehatan mental mereka.

Studi dari JAMA Psychiatry mengungkapkan bahwa diskriminasi berbasis kondisi kesehatan, termasuk disabilitas, meningkatkan risiko depresi hingga 26% dan kecemasan sebesar 20%. Hal ini diperburuk oleh stigma yang sering kali membuat penyandang disabilitas merasa terisolasi.

Di sisi lain, tekanan untuk "membuktikan kemampuan" dalam masyarakat yang kurang inklusif juga menjadi sumber stres. Kombinasi antara hambatan fisik dan emosional ini menunjukkan bahwa perjuangan penyandang disabilitas bukan hanya fisik, tetapi juga mental.

Mengapa Kita Harus Peduli?

Menciptakan dunia yang ramah bagi penyandang disabilitas bukan hanya soal menyediakan fasilitas seperti ramp atau lift. Ini tentang membangun kesadaran bahwa mereka adalah bagian penting dari masyarakat. Inklusi berarti memberikan ruang untuk suara mereka, mengakui kontribusi mereka, dan memastikan bahwa hak mereka setara dengan orang lain.

Beberapa langkah sederhana yang bisa kita lakukan:

  1. Meningkatkan Empati: Pahami bahwa disabilitas adalah bagian dari keberagaman manusia, bukan sesuatu yang harus dikasihani.

  2. Mengurangi Stigma: Hentikan penggunaan istilah yang merendahkan. Gunakan bahasa yang inklusif.

  3. Menciptakan Aksesibilitas: Dorong fasilitas publik untuk menjadi ramah disabilitas. Aksesibilitas adalah hak, bukan keistimewaan.

  4. Memberikan Dukungan Mental: Jadilah pendukung yang mendengarkan tanpa menghakimi.

Langkah yang Sudah dan Belum Dilakukan

Di Indonesia, pemerintah telah menginisiasi kebijakan inklusi, seperti Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, yang bertujuan untuk melindungi hak-hak mereka. Namun, implementasi di lapangan masih menghadapi banyak hambatan, termasuk kurangnya kesadaran masyarakat dan minimnya fasilitas di daerah terpencil.

Perubahan besar dimulai dari langkah kecil. Kita semua bisa menjadi agen perubahan dengan bersikap lebih inklusif dalam kehidupan sehari-hari. Ingatlah, dunia yang ramah bagi penyandang disabilitas bukan hanya tentang mereka---ini tentang kita semua. Karena dengan merangkul keberagaman, kita menciptakan masyarakat yang lebih kuat dan penuh kasih.

Selamat Hari Disabilitas Sedunia 2024!
Mari bersama wujudkan dunia yang inklusif untuk semua.

Penulis Artikel : Lili

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun