Mohon tunggu...
Stress Management Indonesia
Stress Management Indonesia Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mental Health Company

Neuroscience, Holistic, and Humanistic solution centre with the healthy start from home based programme. HappySelf by Stress Management Indonesia: https://www.kompasiana.com/happyself

Selanjutnya

Tutup

Healthy

#MindfulnessMonday: Rahasia Doteks Digital Ampuh

2 Desember 2024   15:36 Diperbarui: 2 Desember 2024   16:09 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Stress Management Indonesia

Kecanduan teknologi telah menjadi masalah yang tak terhindarkan di era modern. Dengan perangkat digital yang selalu terhubung, banyak dari kita secara tidak sadar mengembangkan perilaku kompulsif, seperti terus-menerus memeriksa ponsel, menggulir media sosial tanpa henti, atau merasa cemas saat jauh dari perangkat. Perilaku ini, jika dibiarkan, dapat memicu berbagai masalah mental, termasuk:

  1. Kecemasan Berlebih
    Ketergantungan pada teknologi membuat otak kita terus-menerus dalam mode "on." Notifikasi dan tuntutan untuk selalu responsif menciptakan tekanan yang menyebabkan rasa cemas.

  2. Depresi
    Kecanduan teknologi sering dikaitkan dengan perasaan kesepian dan tidak puas. Perbandingan sosial di media sosial serta cyberbullying dapat memperburuk kondisi ini.

  3. Gangguan Konsentrasi
    Terlalu sering berpindah dari satu aplikasi ke aplikasi lain merusak kemampuan otak untuk fokus dan menyelesaikan tugas. Hal ini dikenal sebagai efek "multitasking palsu," yang sebenarnya memperburuk produktivitas.

  4. Gangguan Tidur
    Paparan layar sebelum tidur dapat mengganggu produksi hormon melatonin, sehingga mengurangi kualitas tidur dan menyebabkan kelelahan kronis.

  5. FOMO (Fear of Missing Out)
    Rasa takut ketinggalan informasi atau tren terbaru di media sosial mendorong perilaku kompulsif untuk selalu online, yang berujung pada kelelahan emosional.

Di sinilah Detoks Digital hadir sebagai solusi. Detoks digital adalah upaya disengaja untuk mengurangi atau bahkan berhenti menggunakan perangkat digital atau media sosial selama jangka waktu tertentu. Langkah ini kini semakin populer sebagai cara untuk mengatasi dampak negatif teknologi.

Penelitian gabungan dari universitas di Indonesia dan Amerika Serikat meninjau 10 studi yang melibatkan lebih dari 2.500 partisipan dari berbagai negara. Fokusnya adalah dampak detoks digital terhadap depresi, stres, kepuasan hidup, dan kesejahteraan mental. Hasilnya? Penurunan gejala depresi secara signifikan ditemukan pada mereka yang secara sadar mengurangi penggunaan media sosial, terutama bagi mereka yang sebelumnya memiliki tingkat depresi tinggi.

Mindfulness sebagai Solusi!

Mindfulness, atau kesadaran penuh, adalah praktik yang mengajarkan kita untuk hadir sepenuhnya di saat ini tanpa menghakimi. Melalui mindfulness, kita dapat mengidentifikasi dan mengelola pola perilaku kompulsif akibat teknologi. Berikut beberapa cara Mindfulness dapat membantu:

1. Menghentikan Siklus Kompulsif

Mindfulness membantu kita mengenali kapan perilaku kompulsif muncul, seperti dorongan untuk membuka media sosial tanpa alasan jelas. Dengan kesadaran ini, kita dapat memilih untuk menghentikan kebiasaan tersebut dan fokus pada hal lain.

2. Mengelola Kecemasan

Melakukan latihan pernapasan dalam atau meditasi mindfulness selama beberapa menit dapat mengurangi rasa cemas yang muncul akibat ketergantungan pada teknologi. Ini juga membantu menenangkan pikiran yang terlalu sibuk.

3. Meningkatkan Kemampuan Fokus

Mindfulness melatih otak untuk fokus pada satu hal dalam satu waktu, sehingga membantu mengurangi dampak negatif dari multitasking digital yang merusak konsentrasi.

4. Menciptakan Rutinitas Sehat

Dengan menerapkan mindfulness, kita dapat membangun kebiasaan digital yang sehat, seperti menetapkan waktu tertentu untuk menggunakan perangkat dan waktu untuk benar-benar offline.

Latihan Mindfulness untuk Detoks Digital

Cobalah praktik-praktik berikut untuk memulai detoks digital dengan mindfulness:

  • Meditasi Satu Menit: Duduk tenang tanpa ponsel, tarik napas dalam, dan fokus pada sensasi pernapasan kamu. Ulangi setiap kali kamu merasa dorongan untuk memeriksa ponsel.

  • Detoks Bertahap: Tetapkan waktu tertentu setiap hari untuk tidak menggunakan perangkat digital, seperti satu jam sebelum tidur atau selama waktu makan. Gunakan waktu ini untuk berfokus pada diri sendiri atau orang di sekitar kamu.

  • Jurnal Kesadaran: Tulis pengalaman kamu tentang penggunaan teknologi. Identifikasi pola-pola kompulsif dan refleksikan bagaimana kamu bisa memperbaikinya.

  • Latihan Fokus: Pilih satu aktivitas, seperti makan, tanpa gangguan dari perangkat. Rasakan setiap rasa dan tekstur makanan untuk melatih kesadaran penuh.

Mindfulness mengingatkan kita bahwa teknologi adalah alat, bukan tuan. Dengan menyadari dampak negatif kecanduan teknologi pada kesehatan mental, kita dapat mengambil langkah proaktif untuk menciptakan hubungan yang lebih sehat dengan dunia digital.

Praktik mindfulness bukan hanya membantu mengurangi gejala kecanduan, tetapi juga memberi kita ruang untuk mengembangkan keseimbangan dalam hidup. Mari jadikan detoks digital sebagai langkah pertama menuju kehidupan yang lebih sehat, bahagia, dan penuh makna.

Penulis Artikel : Lili

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun