Jakarta, 16 November 2022 -- Orang yang biasa disebut Red Flag pada umumnya memiliki masalah yang mirip dengan gejala pasif-agresif. Gangguan kepribadian pasif-agresif (PAPD) tidak dianggap sebagai diagnosis psikiatri resmi, namun dalam bidang psikiatri, PAPD telah dilihat dalam berbagai cara, termasuk sifat atau sindrom kepribadian, pola perilaku dinamis, atau gangguan kepribadian negatif.Â
Terlepas dari klasifikasinya, itu adalah masalah nyata bagi banyak orang yang dapat menghalangi hubungan yang sehat di semua bidang kehidupan.
Secara lahiriah, orang pasif-agresif tampak menyenangkan, tetapi secara internal, mereka merasa frustasi, marah, atau negatif. Mereka sering merasa tidak aman, memiliki harga diri yang rendah, atau takut orang tidak akan menyukai mereka jika mereka menyatakan ketidaksetujuan. Sikap inilah yang merupakan salah satu ciri utama  seseorang dengan Red Flag.
Red flag dalam hubungan merujuk pada berbagai alasan mengapa seseorang harus meninggalkan pasangannya. Artinya, hubungan saat ini mungkin tidak sehat atau mengarah ke arah negatif, jadi lebih baik diakhiri. Penting sekali bagi kita untuk belajar mengenali tanda-tanda peringatan dalam suatu hubungan.Â
Selain tidak menjadi korban, hal ini juga dapat membantu anda menghindari sakit hati dari hubungan yang tidak memiliki fungsi di kemudian hari.Â
APA YANG MENYEBABKAN PERILAKU PASIF-AGRESIF?
Para ahli menunjukkan faktor genetik dan lingkungan dalam perkembangan gangguan kepribadian pasif-agresif. Sebuah studi tentang anak kembar di Journal of Personality Disorders menunjukkan bahwa heritabilitas menyumbang 50% dari risiko seseorang untuk sifat ini. Beberapa makalah penelitian telah melihat faktor lingkungan yang berkontribusi pada tipe kepribadian ini dan menyimpulkan bahwa berikut ini meningkatkan risiko seseorang:
Pengasuhan yang tidak efektif atau keras
Trauma atau pelecehan masa kecil
Menelantarkan