Mohon tunggu...
Hanung Teguh
Hanung Teguh Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Hanya pegawe di kantor pajak nun jauh di Banda Aceh sana...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nasionalisme Abal-abal?

23 Februari 2011   18:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:20 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada sebuah hal yang menggelitik. Hal ini sedikit banyak berhubungan dengan seremonial yang saya terangkan diatas.

Teringat dengan dua buah kejadian yang berurutan dalam rentang waktu yang tidak begitu lama. Beserta dengan satu event penting. Dua peristiwa dan satu event penting ini memiliki embel-embel "Nasional is Me" dalam bahasa kerennya. Sebut simpel saja "Nasionalisme".

Satu event penting itu adalah piala AFF 2010. Sebuah event olahraga yang ternyata mampu menyatukan diri rakyat Indonesia. Saling dukung dan saling tepuk tangan membahana untuk skuad lapangan tempur. Segala hal memerah putih.

"Belah dadaku! Ada merah putih di dalamnya!", begitulah semangat ini membahana.

Yang pasti ada kebanggan menelusup ketika mendukung skuad merah putih. Ketika berteriak kegirangan dan dada berdegub kencang melihat bola yang mengulir diantara kaki-kaki pemain, doa-doa terucap mengharapkan kemenangan.

Menurut saya, ini adalah saat yang membuat diri merasa menjadi bagian dari Indonesia yang besar ini. Terlihat dari antusiasme warga ketika merayakan kemenangan dan kekecewaan yang mendalam ketika kekalahan pahit itu tercecap.

Namun.

Sekali lagi namun... Apakah nasionalisme ini nasionalisme cap abal-abal?

Saya menyangsikannya ketika mengulas dua peristiwa yang berurutan.

Pertama, tentang wacana pemblokiran Blackberry serta yang kedua tentang isu bahwa pihak MPA akan memboikot film Hollywood ke Indonesia.

Apa pasal? Ternyata untuk kedua hal yang bersifat kedaulatan negara itu, banyak ditentang oleh rakyatnya sendiri. Ramai-ramai menghujat serta menyalahkan. Bola panas menggelinding kemana-mana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun