Untukmu Teman (Brothers)
Di sini kita pernah bertemu
Mencari warna seindah pelangi
Ketika kau menghulurkan tanganmu
Membawaku ke daerah yang baru
Dan hidupku kini ceria
#
Kini dengarkanlah
Dendangan lagu tanda ingatanku
Kepadamu teman
Agar ikatan ukhuwah kan bersimpul padu
#
#
Kenangan bersamamu
Takkanku lupa
Walau badai datang melanda
Walau bercerai jasad dan nyawa
#
Mengapa kita ditemukan
Dan akhirnya kita dipisahkan
Mungkinkah menguji kesetiaan
Kejujuran dan kemanisan iman
Tuhan berikan daku kekuatan
Mungkinkah kita terlupa
Tuhan ada janji-Nya
Bertemu berpisah kita
Ada rahmat dan kasih-Nya
Andai ini ujian
Terangilah kamar kesabaran
Pergilah gelita hadirlah cahaya
Assalaamu'alaikum, bagaimanakah kabarmu sobat? Pagi ini aku teringat kepadamu ketika mendengarkan nasyid ini. Nasyid yang penuh kenangan mengingatkanku akan kenangan bersamamu. Bersamamu di kampus biru itu dan "rumah" itu.
Ah, tak terasa sudah hampir 5 tahun lebih sejak pertemuan itu dan sudah hampir 2 tahun lebih kita hampir tak bersua. Tak terasa bukan? Berbagai amanah dan kesibukan terkadang melalaikan kita terhadap berlalunya waktu. Hingga tak terasa sekian tahun telah terlampaui.
Kangen, itulah yang kurasakan sekarang ini. Kangen dengan "nuansa" dan "aroma" perjuangan di masa lalu itu. Kangen dengan sederhananya suasana itu dan kangen dengan berbagai keakraban itu.
Pertemuan kita sederhana, sesederhana keadaan kita dahulu. Namun dari sesuatu yang "biasa" itu, membuatku ingin merasakannya lagi. Nikmatnya keakraban yang terasa di kala itu membuat berbagai kenangan melayang jauh ke belakang.
Kenangan ketika mengobrol bersama, ketika berdiskusi dan ketika begadang malam-malam melaksanakan berbagai amanah yang ada. Benar-benar kenangan yang manis. Kuharap engkau tak lupa sobat.
Setelah sekian tahun bersama, akhirnya kita berpisah kawan. Aku di bagian bumi sini dan engkau di belahan bumi sana. Baru terasalah perpisahan ini kawan. Tak ada lagi tawa candamu dan tak ada lagi nasehatmu langsung. Namun, beryukurlah, teknologi di zaman sekarang memudahkan sarana untuk berkomunikasi meski jauh terpisah.
Namun, tetap saja "rasa" yang ditimbulkan juga berbeda. Tapi kuharap keindahan ukhuwah ini tetap terasa. Keindahan di masa-masa sederhana itu.
Aku terkadang merindunya ketika beban terasa berat di pundak. Namun dengan segala kenangan yang ada beban itu seolah-olah terangkat ketika mengingatmu sobat. Ketika aku meneladanimu dengan segala amal perbuatanmu. Memang benar sabda Rasulullah SAW, berteman dengan penjual minyak wangi, badan kita akan terpercik wanginya.
Ah, aku rindu ketika masa-masa kita mengaji bersama-sama. Bersama kita menelusuri kitabNya. Sebagai bekal untuk langkah kita ke depan. Dan berbagai hal tersebut menguatkanku dalam menghadapi godaan dunia sobat. Ketika dunia mulai menyapaku dan melalaikanku, sedikit kenangan itu menyelamatkanku dari godaannya.
Aku percaya, banyak orang baik yang bertebaran di muka bumi ini sobat. Banyak. Namun kenanganku terhadap dirimu tetap tak akan tergantikan.
Semoga Alloh selalu menjaga diriku dan dirimu dalam setiap langkah kita sobat. Dimanapun kita berada....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H