Radikal bebas menyebabkan degenerasi kualitas sel darah merah, apalagi jika yang sudah terlalu banyak terpapar radikal bebas. Dengan menurunnya kualitas sel darah merah, maka umur sel tersebut menjadi lebih memendek. Umur sel darah merah berpengaruh terhadap lemah kuatnya suatu eritrosit. Semakin tua umur sel darah merah, maka daya elastisitas sel darah merah tersebut juga akan semakin melemah. Elastisitas sel merupakan pusat dari mekanisme penghapusan sel darah merah.
 Selain itu, seperti yang sudah saya sebutkan diatas, manusia zaman sekarang memang lebih sibuk  sehingga membutuhkan pasokan energi dan oksigen yang lebih cepat pula. Oleh sebab itu, sel darah merah harus bekerja lebih ekstra  dan lebih cepat untuk mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh dan memenuhi seluruh kebutuhan oksigen yang diperlukan tubuh untuk melakuakan aktivitas. Hal ini menyebabkan eritrosit menjadi terforsir, dan karena tekanan pada eritrosit yang terus menerus diberikan, sehingga menyebabkan eritrosit pun menjadi lebih cepat atau mudah pecah.
        Kebanyakan orang tidak memikirkan sel darah merah mereka kecuali jika mereka memiliki penyakit yang mempengaruhi sel-sel ini. Masalah dengan sel darah merah dapat disebabkan oleh penyakit atau kekurangan zat besi atau vitamin dalam makanan yang kita konsumsi. Beberapa penyakit pada sel darah merah memang diwarisi atau merupakan penyakit keturunan.
Selain aktivitas yang banyak dan stress akibat kesibukan seperti contoh diatas, ada pula gaya hidup salah lainnya yang dapat memicu peningkatan radikal bebas, seperti kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol, kurangnya mengkonsumi sayuran dan buah-buahan, terlalu sering terpapar atau terekspos polusi, dan juga olahraga yang berlebihan.
Pada subyek normal, eritrosit dihancurkan oleh dua mekanisme yang berbeda, yaitu yang terkait dengan peningkatan usia eritrosit (penuaan) dan yang lainnya ke proses acak yang menghancurkan sel darah merah utuh, atau bagian dari eritrosit utuh (misalnya vesikula) yang terlepas dari usia mereka (hemolisis acak). Kedua proses ini mungkin tidak sepenuhnya independen satu sama lain.
Hampir semua sel darah merah pada subjek normal mati karena proses yang terkait dengan "keausan" yang terkait dengan sirkulasi yang berkepanjangan di dalam ruang intravaskular. Tingkat penghancuran eritrosit acak atau usia-independen cukup rendah pada subjek normal, dalam kisaran kurang dari 0,05 sampai 0,5 persen per hari. Nilai ini dapat meningkat secara signifikan pada keadaan hemolitik, terutama bila penghancuran pada limpa yang membesar merupakan bagian dari proses hemolitik.Diperkirakan bahwa, pada individu sehat, sampai 20 persen kandungan hemoglobin eritrosit hilang selama masa pakai sekunder akibat hilangnya hemoglobin yang terikat membran oleh proses vesikulasi. Bila tingkat hemolisis acak cukup tinggi, sel darah merah mungkin mati semata-mata dari proses eksponensial ini, karena hanya sedikit eritrosit yang bertahan cukup lama dari kematian akibat perubahan usia.
Kesimpulannya, eritrosit tidak dapat bertahan hidup hingga 120 hari karena gaya hidup manusia zaman sekarang sudah berubah menjadi lebih sibuk sehingga keadaan seperti ini memaksakan eritrosit untuk bekerja ekstra sehingga eritrosit pun akan cepat lemah dan terforsir. Hal ini menyebabkan eritrosit tidak akan mencapai siklus hidup nya yang sesungguhnya yaitu 120 hari yang mana eritrosit seharusnya masih menjalankan fungsi utamanya yaitu mengedarkan oksigen yang telah diikat oleh hemoglobin ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah kapiler yang sempit. Dengan kta lain, karena faktor pekerjaan zaman sekarang yang sibuk sehingga menyebabkan mereka hanya memiliki sedikit waktu untuk istirahat yang berakibat pada menurunnya produksi hormon melatonin, yaitu hormon yang berfungsi mengendalikan radikal bebas dalam tubuh.
Oleh sebab itu, maka jagalah kesehatan tubuh kita, jangan terlalu memaksakan atau memforsir tubuh kita untuk melakukan kegiatan atau aktivitas yang terlalu berlebihan, dan istirahat yang cukup. Karena kesehatan fisik tubuh kita ternyata juga mempengaruhi kesehatan dan fungsi semestinya dari sistem tubuh kita, seperti eritrosit.
Cukup sekian kali ini penjelasan dan pendapat dari saya, semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H