Mohon tunggu...
Steve Elu
Steve Elu Mohon Tunggu... karyawan swasta -

STF Driyarkara_2007; Wartawan Majalah HIDUP. Bergiat menulis puisi dan cerpen. Buku puisi pertama: sajak terakhir (Juni 2014)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ritmik-Mekar Sapardi Djoko Damono

30 Juli 2015   16:46 Diperbarui: 12 Agustus 2015   03:38 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

kita tak akan pernah bertemu:
aku dalam dirimu

tiadakah pilihan
kecuali di situ?

kau terpencil dalam diriku

Dalam gegap gempita kepiawaian SDD menarasikan ritmik ketabahan dalam HBJ, saya menilai ada yang masih kurang greget. Persis di bagian sesuatu yang akan mempertegas ketabahan cinta Sarwono-Pingkan. Bahwa konflik yang coba disemai SDD dalam novel ini, hemat saya, kurang maksimal. Perbedaan asal, agama, dan latar keluarga dikemukanan SDD tapi dalam konteks canda antara Sarwono-Pingkan. Ketika dua insan sedang jatuh cinta, ejek-ejekan adalah bumbu yang dapat membuat detak cinta di hati semakin berdentum. Tetapi ketika ia mau diletakan sebagai konflik untuk konteks penulisan sebuah kisah, ia malah sangat lemah.

Maka justru di sinilah saya menilai bahwa SDD kurang berhasil menggarap gaung ketabahan yang digadang-gadang sebagai bingkai besar puisi HBJ-nya. Sebab bercermin dari konteks Indonesia sebagai tempat fisik SDD menulis “Hujan Bulan Juni” adalah sebuah paradoks yang sungguh di luar jangkauan nalar normal; kalau bukan sebagai diksi atau sebuah paradoks. Apalagi oleh beberapa penelaah puisi HBJ, menyebutnya sebagai paradoks ekstrim, seekstrim puisi singkat Sitor Situmorang “Malam lebaran” (Malam Lebaran//Bulan di atas kuburan).

Steve Elu

 

Sumber: http://www.kupasbuku.com/buku/rintik-mekar-ketabahan-sapardi-djoko-damono#sthash.R8deXZsW.dpuf

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun